Sama seperti capung dan kecoa, belalang berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar) dan metamorfosisnya tergolong ke dalam jenis metamorfosis tidak sempurna.
Belalang merupakan jenis serangga yang merugikan petani karena menjadi hama yang menggangu dan memakan tumbuh-tumbuhan di sawah.
Namun belalang memiliki peranan penting dalam menjaga kestabilan ekosistem di lingkungan persawahan dengan memakan hama lain dan menjadi mangsa untuk berbagai jenis burung.
Jumlah spesies belalang diperkirakan lebih dari 10.000 spesies. Namun hampir semua spesies belalang hanya memiliki dua pilihan warna kulit yakni hijau atau coklat.
Belalang tergolong binatang herbivora karena memakan tumbuh-tumbuhan terutama di ladang persawahan.
Secara struktur dan ciri khas pada belalang memiliki sepasang antena pada bagian kepala dan mempunyai dua sayap yakni depan dan belakang yang digunakan untuk terbang.
Kedua sayap tersebut mempunyai ciri yang berbeda. Sayap belakang berukuran besar dan halus, sedangkan sayap depan berukuran kecil dan kasar.
Selain terbang belalang dapat melompat dengan kaki belakang dan merayap dengan kaki depan.
Belalang sebagian besar habitatnya berada di darat beserta proses berkembangbiaknya. Belalang berkembang biak dengan melakukan metamorfosis tidak sempurna.
Organ Reproduksi Belalang
Sebelum masuk ke bagaimana belalang berkembang biak dan bahasan belalang berkembang biak dengan cara bertelur, terlebih dahulu akan dibahas mengenai organ reproduksi pada belalang.
Belalang Jantan
Belalang jantan mempunyai testis dan aedeagus sebagai organ reproduksinya. Testis ini sebagai organ yang memiliki kandungan spermatosit.
Spermatosit sendiri adalah kandungan yang akan membelah dan membentuk sperma.
Sedangkan aedeagus merupakan organ yang digunakan untuk mengirim sperma belalang jantan ke betina.
Belalang Betina
Belalang betina memiliki organ reproduksi yang terdiri dari micropyles, ovipositor dan ovarium.
Ovipositor pada organ reproduksi bisa dikatakan sebagai pintu masuk ketika meerima sperma dari belalang jantan.
Namun, ovipositor sebenarnya juga memiliki fungsi untuk dapat meletakkan telur ke dalam substrat.
Micropyles pada organ reproduksi adalah saluran halus yang menjadi penghubung antara ovipositor dan juga ovarium.
Terakhir, ovarium adalah tempat di mana sel telur (ovum) berada dan juga tempat berbagai bahan yang bisa digunakan untuk memberi makan embrio.
Kopulasi
Kopulasi bisa dikatakan sebagai proses perkawinan belalang jantan dan betina.
Pada proses kopulasi, belalang jantan akan memasukkan aedagusnya ke dalam ovipositor (organ reproduksi belalang betina).
Kemudian, spermatofor yang berisi sperma akan dikirimkan belalang jantan. Sperma digunakan untuk membuahi sel telur yang ada di ovarium belalang betina.
Sebelum memasuki ovarium, sperma dialirkan melalui micropyles (saluran halus penghubung ovipositor dan ovarium).
Selanjutnya setelah sel telur yang sudah berhasil dibuahi, belalang betina akan bertelur ke dalam substrat dengan menggunakan ovipositornya.
Meletakkan Telur
Setelah melakukan proses kopulasi belalang betina akan menggunakan bagian tubuhnya yang seperti tanduk di bagian perut untuk menggali tanah sedalam 1-2 inci.
Kemudian, ia akan meletakkan telur yang terbungkus pelindung seperti bentuk kacang polong ke dalam tanah yang digali melalui ovipositornya.
Pelindung telur ini seperti gel yang kemudian menjadi mengeras dan akan melindungi telur supaya lebih aman lagi sampai menetas.
Untuk proses metamorfosis dari telur sampai menjadi belalang dewasa akan di bahas di pembahasan metamorfosis di bawah.
Fase Metamorfosis Belalang
Setelah mengetahui belalang berkembang biak dengan cara bertelur, selanjutnya adalah tiga tahapan atau fase dalam melakukan metamorfosis untuk mengembangbiakkan diri yaitu:
1. Fase Telur
Fase ini merupakan fase pertama dalam melakukan metamorfosis. Telur dihasilkan dari proses perkawinan belalang jantan dan betina.
Belalang betina akan mengandung benih telur. Belalang betina sebagai induk mempunya cara sendiri untuk menjaga telurnya walaupun sang induk pergi menghilang begitu saja.
Musim perkawinan belalang diantara pertengahan musim kemarau dan musim panas. Jumlah telur yang dapat dihasilkan oleh belalang betina mencapai kurang lebih 300 butir telur.
Siklus telur belalang merupakan fase paling lama yang dilalui dalam proses metamorfosis. Dalam fase telur ini dapat menghabiskan waktu hingga kurang lebih 10 bulan.
Karakteristik telur belalang sangat unik yakni berwarna putih dan lengket seperti nasi. Tempat untuk menyimpan telurnya biasanya di bawah pasir dengan kedalaman kurang lebih 5 cm.
Selain pasir belalang betina juga menggunakan batang pohon dan daun untuk melakukan penyimpanan telur.
2. Fase Nimpha
Setelah 10 bulan berlalu, telur belalang akan menetas dan memasuki fase nimpha. Dalam fase ini belalang muda akan keluar dari cangkang telur dengan bentuk fisik sempurna seperti induknya tetapi dalam ukuran yang lebih kecil.
Pada fase ini sayap dan alat reproduksi belalang belum muncul. Belalang muda belum dapat terbang namun dapat merayap.
Kelangsungan hidup belalang pada fase ini hanya sebesar 50 persen karena mangsa-mangsa selalu mengintai seperti ayam, tikus, kadal dan lain-lain.
Dengan kondisi belum dapat terbang, belalang muda akan kesulitan untuk menghindar dari sergapan musuhnya.
Belalang muda akan mengalami pergantian kulit 5-6 kali hingga memiliki bentuk fisik seperti induknya. Banyak fakta dan kondisi yang mempengaruhi jumlah pergantian kulit. Fase nimpha ini berlangsung sangat singkat yakni sekitar 5-10 hari.
3. Fase Belalang Dewasa
Setelah 10 hari berlalu, belalang muda telah memasuki fase belalang dewasa. Pada fase ini belalang akan sangat aktif.
Dengan bentuk fisik dan organ yang berfungsi terutama sayap memudahkan belalang untuk berpindah-pindah tempat dengan tujuan mencari makanan dengan cara berburu mangsa.
Pada fase ini belalang memiliki pertahanan yang baik sehingga mampu lolos dari serangan mangsanya. Belalang dewasa membutuhkan waktu selama kurang lebih 20 hari untuk berkembang biak.
Umur hidup belalang diperkirakan hanya selama 30 hari atau bahkan kurang, kemudian akan mati karena telah menjadi santapan para mangsanya.
Belalang memiliki kandungan protein yang tinggi yang baik untuk kesehatan tubuh manusia dan hewan lannya.
Waktu Berkembang Biak
Di Indonesia yang memiliki iklim tropis, umumnya belalang dapat berkembang biak ketika musim kemarau sedang berlangsung.
Sedangkan di daerah atau negara yang memiliki iklik subtropis, umumnya belalang akan berkembang biak setelah musim dingin berakhir atau ketika cuaca mulai menghangat.
Selanjutnya telur akan menetas dalam waktu beberapa minggu, tapi dalam kondisi tertentu misalnya yang kurang menguntungkan, telur dapat bertahan dan menetas dalam waktu 9 bulan.
Mengembangbiakkan Belalang
Belalang bisa dijadikan sebagai peluang untuk mendapat keuntungan dengan mengembangbiakkannya.
Umumnya belalang banyak dibutuhkan orang untuk memberi makan peliharan seperti bunglon, burung ataupun hewan peliharaan yang lainnya.
1. Menyiapkan Kandang
Hal yang pertama disiapkan adalah kandang, untuk kandangnya sendiri bisa menggunakan akuarium dengan ukuran sedang.
Pastikan juga bagian atasnya tertutup namun tetap ada ventilasi udara.
Pada bagian bawahnya isi kandang menggunakan pasir kira-kira sampai 2,5 – 5 cm, ranting dan cabang kering di dalam kandang.
Tempatkan juga semangkuk kecil pasir lembab pada bagian pojok kandang (disukai belalang betina untuk bertelur).
2. Menyiapkan Belalang
Siapkan belalang jantan dan betina yang bisa kamu beli di toko hewan atau secara online.
Pastikan juga untuk memberi makan belalang dengan cukup. Makanannya bisa berupa rumput segar setiap harinya.
Belalang yang ditempatkan di kandang dengan suasana nyaman dan diberi makan cukup baik maka mereka akan berkopulasi atau melakukan perkawinan.
3. Waktu Bertelur
Setelah belalang melakukan perkawinan, betina akan bertelur dalam jangka waktu 1-2 minggu setelahnya.
Ketika sudah bertelur, pindahkan mangkuk kecil dengan pasir lembab tempat bertelur ke kandang lain sampai menetas.
Cepat lamanya telur menetas dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari jenis belalang yang dikembangbiakan atau kondisi lingkungan.
Kesimpulan
Belalang merupakan hewan herbivora yang menjadi penganggu tanaman petani. Belalang memiliki tiga tahapan dalam melakukan metamorfosis tidak sempurna yakni telur, nimpha dan belalang dewasa.
Kelangsungan hidup belalang sangat singkat karena banyak ancaman dari para mangsanya karena tingginya protein yang dimiliki oleh belalang.
Demikian penjelasan kami mengenai Cara Belalang Berkembang Biak. Semoga bermanfaat.
Originally posted 2020-12-06 00:30:12.