Jenis Cacing berbeda dengan ulat, jika ulat merupakan binatang yang juga tahapan hidup dari serangga maka cacing adalah hewan yang berdiri sendiri. dalam artian cacing bukan merupakan tahapan dari bentuk binatang tertentu.
Cacing memiliki banyak spesies, mulai dari yang menguntungkan hingga yang berperan sebagai parasit. Habitat serta ukuran cacing berbeda-beda tiap spesiesnya. Bentuk cacing pada umumnya berbadan panjang layaknya tabung silinder.
Sebagian besar cacing merupakan hewan invetebrata, meskipun ada juga yang termasuk sebaagai hewan amfibi. Mereka yang dikenal luas sebagai cacing lebih banyak dari golongan invetebrata.
Jenis Cacing
Berikut ini beberapa jenis cacing mulai dari yang hidup di air, di laut, maupun di tanah. Adapula cacing-cacing parasit yang hidup di tubuh manusia atau hewan.
1. Jenis Cacing Anelida
Terdapat setidaknya 22.000 spesies dalam filum anelida termasuk diantaranya cacing tanah, cacing kerang, dan lintah. Cacing tanah adalah cacing yang mungkin paling sering kita temui. Mereka hidup didalam atau permukaan tanah.
Keberadaan cacing tanah sangat menguntungkan, tidak hanya sebagai bahan makanan beberapa hewan. Mereka bahkan bisa dijadikan sebagai obat manusia yang berkaitan dengan penyakit lambung.
Tidak hanya itu aktivitas cacing tanah juga banyak menguntungkan petani terutama berkaitan dengan tanah. Lintah yang sering kita jumpai di daerah sedikit lembab dan berair, seperti area sawah juga ternyata menguntungkan.
Sebagian besar orang mungkin melihat lintah sebagai hewan penghisap darah. Mereka bahkan suka menempel pada kaki manusia dan kemudian menghisap darahnya hingga kenyang.
Sebenarnya aktivitas lintah tersebut bisa bermanfaat dalam bidang kesehatan. Lintah bisa dijadikan alat bekam alami.
2. Nematoda
Nematoda disebut juga cacing bundar karena bentuknya yang bulat dan tidak pipih. Habitat cacing pada filum ini bisa dimana saja, baik itu di air, di tanah, bahkan di es. Beberapa spesies nematoda merupakan cacing parasit yang membawa penyakit.
Kebanyakan spesies dari nematoda berukuran sangat kecil bahkan ada yang berukuran mikroskopis. Saking kecilnya hanya bisa dilihat lewat bantuan mikroskop.
3. Jenis Cacing Pipih
Cacing pipih terbagi menjadi dua jenis, yaitu jenis cacing parasit dan nonparasit. jenis yang termasuk pada kelas turbelaria merupakan cacing pipih yang bukan parasit. Mereka kebanyakan hidup di air dan bentuknya seberti daun panjang atau sejenisnya.
Panjang mereka beragam mulai dari 1 mm hingga 500 mm. salah satu contoh turbelarian adalah planarian.
Tiga cacing lainnya yang termasuk parasit dalam filum ini adalah cestoda, trematoda, dan monogenea. Tematoda terbagi kedalam dua grup, yaitu diginea dan aspidogastera.
4. Nemertea
Lebih dikenal dengan sebutan cacing pita karena dalam filum ini bentuk cacingnya mirip seperti pita yang berwarna-warni. Mereka memiliki tubuh yang sangat tipis, pendek, tapi lebar.
Beberapa spesies cacing pita yang hidup di air bersih merupakan hemaprodit atau memiliki dua jenis kelamin. Sedangkan sisanya memiliki jenis kelamin terpisah.
5. Jenis Cacing Priapulida
Cacing kecil yang kadang-kadang disebut sebagai cacing penis. Bukan karena hidupnya membahayakan organ intim pria, tapi karena bentuknya yang menyerupai bentuk penis. Mereka hidup di daerah berlumpur dan di perairan dangkal yang dalamnya kurang dari 90 meter.
Spesies dengan imun yang kuat bahkan memiliki toleransi yang luar biasa terhadap hidrogen sulfida dan anoksia.
Terdapat beberapa jenis cacing dalam filum ini, sebut saja maccabeus, halicryptus, tubiluchus, dan beberapa yang lainnya. Mereka semua adalah cacing berbentuk silinder berukuran 0,2 hingga 39 cm.
Itulah beberapa jenis cacing dari lima filum yang berbeda. Semoga info diatas bisa memperbanyak pengetahuan kalian tentang dunia cacing.
Jenis Cacing Tanah
Mendengar kata cacing mungkin ada sebagian orang yang merasa jijik. Padahal tidak semua jenis cacing merupakan parasit yang menjijikkan. Adapula cacing yang bermanfaat bagi manusia baik secara langsung maupun tidak.
Salah satu cacing yang bermanfaat bagi manusia adalah jenis cacing tanah. Mereka membantu manusia dalam menggemburkan tanah. Tak hanya itu cacing tanah dipercaya dapat mengobati sakit maag hingga thypus setelah diolah dan diekstrak.
Berbagai manfaat yang ada dalam cacing tanah membuat banyak orang yang mencari hewan invetebrata yang satu ini. Saking populernya cacing bahkan banyak orang yang mulai usaha budidaya ternak cacing.
Budidaya atau ternak caicng bisa dibilang merupakan sebuah usaha yang cukup menguntungkan. Pasalnya hewan yang stau ini memiliki prospek pasar yang cukup potensial dan perlu dipacu secara profesional.
Jenis Cacing Tanah yang Kerap Dibudidayakan
Jenis-jenis cacing tanah yang paling banyak dibudidayakan oleh manusia berasal dari famili Megascolidae dan Lumbricidae. Genusnya lumbricus, Eiseinia fetida, Pheretima, Perionyx, Diplocardia, dan Lidrillus.
Biasanya cacing tanah dikelompokkan berdasarkan warnanya, yakni kelompok warna merah dan kelompok warna abu-abu. Mesing-msing kelompok terdiri dari beberapa jenis cacing dengan golongan warna yang dimaksud.
Kelompok cacing berwarna merah, diantaranya ada Lumbricus rubellus, African night crawler (ANC), Lumricus teretis, Einesia foetida tiger, Dendroboena, pheretima, dan Perionyx. Adapun jenis cacing berwarna abu-abu, diantaranya Allobopora (field worm) dan Octolasium.
Di Indonesia sendiri lebih banyak dibudidayakan jenis cacing yang berwarna merah. Terutama cacing Lumbricus rubellus dan jenis African Night Crawler atau Lumbricus terestis. Selain kedua cacing tersebut ada juga yang membudidayakan jenis Pheretima dan Perionyx.
Kesemua cacing tersebut sangat menyukai bahan oraganik yang berasal dari pupuk kandang serta sisa-sisa tumbuhan. Jika ingin membudidayakan mereka peternak harus mengetahui hal dasar ini.
Manfaat Jenis Cacing Tanah bagi Manusia
Pada bidang pertanian cacing tanah bermanfaat karena mereka menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki struktur tanah dan aerasi. Dampaknya lahan garapan menjadi subur serta penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi lebih baik.
Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang tentunya menguntungkan tanaman. Tak hanya itu, banyaknya cacing di dalam tanah menunjukkan bahwa tanah itu sehat dan subur.
Cacing-cacing tanah akan memakan humus dalam tanah dan kemudian mengubahnya jadi unsur hara.
Selain itu ada beberapa manfaat lain yang bisa kita dapatkan dari cacing tanah, diantaranya:
1. Sebagai pakan ternak.
Sudah tak asing lagi jika cacing kerap dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Berkat kandungan protein, lemak, serta mineral di dalamnya cacing kerap dijadikan pakan ternak utama terutama bagi hewan seperti ikan, udang, burung, ayam, dan unggas lainnya.
2. Bahan baku obat.
Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik, sakit gigi, sakit maag, hingga tipus. Pengolahannya juga cukup sederhana.
Biasanya setelah cacing dibersihkan mereka akan dikeringkan hingga benar-benar kering. Setelah itu dihancurkan hingga membentuk serbut atau bubuk. Kemudian dimasukkan kedalam kapsul.
3. Bahan baku kosmetik
Tahukah kalian kalau cacing juga kerap digunakan sebagai bahan dasar kosmetik. Mereka dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit maupun campuran bahan baku pembuat lipstik. Wah, benar-benar tidak disangka ya.
4. Campuran menu masakan
Mungkin terdengar menjijikkan, tapi cacing tanah bisa diolah sebagai menu masakan. Hal itu dikarenakan cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk diolah sebagaimana sumber protein hewani lainnya.
Tak hanya itu bahkan kotoran caing pun sangat berguna. Biasanya kotoran bekas cacing kerap diolah menjadi pupuk yang sering disebut kascing. Kascing merupakan pupuk organik berupa kotoran cacing yang telah ddikeringkan.
Originally posted 2020-11-20 14:23:35.