Jenis dan Cara Memelihara Kucing Hutan – Kucing hutan merupakan kucing yang habitatnya di hutan, sawah atau pun kebun yang jauh dari kehidupan manusia.
Corak khas dengan totol seperti macan, adalah salah satu sebab manusia tertarik untuk memburunya. Namun, sangat disayangkan, saat ini populasi kucing hutan sudah mulai langka.
Bahkan sudah dikategorikan sebagai hewan yang dilindungi dan termasuk golongan Appendix 2. Kucing hutan memiliki beberapa jenis.
Jenis-jenis Kucing Hutan
Berikut jenis-jenis kucing hutan yang ada di wilayah Indonesia.
1. Kucing Hutan Batu (Pardofelis marmorata, syn. Felis marmorata)
Kucing Batu atau bisa disebut Pardofelis marmorata, syn. Felis marmorata adalah salah satu jenis kucing liar berukuran kecil yang berasal dari wilayah Asia Tenggara dan Asia Selatan.
Kucing batu ini termasuk jenis kucing yang hampir punah, hal ini karena populasi mereka di alam liar kurang dari 10000 ekor.
Di indonesia, kucing batu bisa di temukan di daerah kepulauan sunda. Habitat asli dari kucing batu ini adalah di hutan, namun mereka bisa di temukan di daerah pertanian.
Ukuran tubuh dari kucing batu hamper seperti kucing biasa, namun badannya lebih langsing dan kaki lebih panjang serta telapak kaki lebih lebar.
Kucing ini mempunyai moncong yang kecil, pendek, berwarna putih di ujungnya. Pada kepalanya yang kecil juga terdapat garis hitam yang tebal.
Bulunya di dominasi oleh warna coklat, bintik hitam dan terdapat warna putih di bagian perutnya, serta pada ekornya terdapat motif cincin.
Di wilayah Indonesia, kucing ini umumnya memiliki berat badan sekitar 1-3,8 kg dengan panjang tubuh 38,8 sampai 66 cm. panjang ekor kucing batu sekitar 17,2 sampai 31 cm.
2. Kucing Hutan Emas Asia (Catopuma temmincki)
Catopuma temmincki atau dikenal dengan Kucing Emas Asia merupakan salah satu jenis kucing yang misterius dan sangat jarang dijumpai pada saat ini.
Emas Asia juga termasuk jenis kucing yang terancam punah karena populasinya yang sedikit dan terus menurun tiap tahunnya.
Kucing ini memiliki bulu yang di dominasi dengan warna cokelat ke-emasan. Warna perutnya lebih terang disbanding warna pinggulnya.
Emas Asia memiliki warna belang, namun tidak sampai menghilangkan warna khasnya yaitu emas. Kucing Emas Asia ini mempunyai berat badan antara 8-12 kg dengan panjang sekitar 1,2 meter.
Jenis ini tersebar dari wilayah Nepal, Cina, Thailand, Burma sampai Indocina, Sumatera, Malaysia, serta Afrika.
Khusus di wilayah Indonesia, kucing ini berada dalam pengawasan untuk mencegah kepunahannya, dan kucing ini hidup di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.
3. Kucing Hutan Merah (Catopuma Badia)
Selanjutnya adalah kucing hutan Catopuma Badia atau juga dikenal sebagai kucing merah merupakan salah satu jenis kucing langka yang tercancam punah.
Kucing merah merupakan endemik Kalimantan dengan karakteristik tubuh yang lebih kecil jika dibandingkan dengan kucing emas asia.
Ciri lainnya adalah memiliki warna cokelat terang, tapi warna terlihat lebih pucat pada bagian bawahnya.
Di kaki dan ekor memiliki warna yang agak pucat dan merah. Ekor dari kucing ini meruncing dan memanjang bagian ujungnya.
Diperkirakan berat kucing merah dewasa adalah 3-4 kg. Namun karena contoh hidupnya sedikit membuat sulit untuk menentukan perkiraan yang lebih jelas dan terpercaya.
Kucing merah diklasifikasikan sebagai spesies hutan yang terancam punah oleh IUCN pada tahun 2002 karena adanya penurunan populasi.
Diperkirakan pada tahun 2020 terdapat lebih dari 20% penurunan populasi kucing merah karena hilangnya atau semakin berkurangnya habitat asli mereka.
4. Kucing Hutan Kuwuk (Prionailurus Bengalensis)
Dikenal dengan nama lain kucing congkok atau leopard cat, kuwuk merupakan jenis kucing liar kecil Asia Selatan dan Timur yang terancam punah karena hilangnya habitat dan juga perburuan.
Memiliki ukuran seperti kucing domestik tapi lebih ramping, kucing ini memiliki kaki yang panjang dan selaput yang terlihat jelas diantara jari kakinya.
Pada kepalanya terdapat dua garis, pertama garis gelap yang memanjang dari area mata ke telinga, dan yang kedua garis putih dari area mata ke hidungnya.
Seperti namanya leopard car, pada bagian tubuh kucing ini terdapat bintik-bintik hitam dengan warna yang berbeda.
Di daerah Tiongkok Utara dan Siberia, kucing kuwuk bisa memiliki berat sampai 7,1 kg dan panjang tubuh bisa mencapai 75 cm.
Sedangkan di daerah tropika, berat kucing ini hanya berkisar 0,55 – 3,8 kg dan panjang badannya berkisar 38,8 cm – 66 cm.
Persebaran populasi kucing kuwuk mulai dari Amur (Timur Rusia), Semenanjung Korea, Indochina, Subkontinen India, Utara Pakistan, Selatan Filipina dan Indonesia (Sumatera, Jawa, Kalimantan).
5. Kucing Tandang (Prionailurus Planiceps)
Kucing tandang merupakan kucing liar kecil yang populasinya tersebar di daerah Semenanjung Thailand- Melayu, Sumatra dan Kalimantan.
Pada tahun 2008 jenis kucing hutan ini terdaftar sebagai salah satu hewan yang terancam punah oleh IUCN karena perusakan habitat lahan basah dan hutan tropis.
Karakteristik kucing ini adalah bentuk kepalanya yang datar (lebih silindris) dan moncongnya yang pendek.
Ciri lainnya adalah telinganya yang kecil dan bundar, serta bentuk kepalanya yang datar terlihat mirip dengan kucing bakau.
Selain itu tubuhnya yang ramping memanjang, kaki dan ekor yang pendek jika dibandingkan dengan kucing liar lain, menunjukkan kucing ini menghabiskan banyak waktu di dasar hutan.
Melalui peraturan Menteri LHK No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018, pemerintah memasukkan kucing tandang ke dalam spesies fauna yang dilindungi dan mencegah kepunahan.
6. Kucing Bakau (Prionailurus Viverrinus)
Kucing bakau merupakan kucing liar lainnya dengan ukuran sedang yang dikasifikasikan sebagai hewan yang terancam punah oleh IUCN pada tahun 2008.
Selama 10 tahun terakhir, populasi kucing bakau di Asia menurun drastis karena semakin banyaknya habitat lahan basah yang dijadikan pemukiman manusia, dirusak atau diubah.
Karakteristik kucing bakau adalah memiliki wajah yang memanjang dan hidungnya yang datar. Tubuh bagian bawahnya berwarna putih.
Bagian belakang telinga kucing memiliki warna hitam dan terdapat bintik-bintik putih ditengahnya. Terdapat garis gelap ditenggorokkan dan cincin hitam di area ekor.
Untuk panjang tubuhnya, kucing bakau bisa tumbuh sampai sepanjang 57-78 cm dan memiliki berat yang berkisar antara 5-16 kg.
Cara Memelihara Kucing Hutan
Untuk memelihara kucing hutan memang bukanlah hal yang mudah, bahkan jika dibandingkan dengan memelihara kucing kampung.
Biaya yang harus dikeluarkan lebih besar, karena setiap hari harus memberikan makanan hewani, seperti kepala ayam atau lele.
Memilih memberi makan dengan menu lele karena lebih mudah praktis. Lele diberikan dalam keadaan mati dan bersih seluruh isi perutnya.
Ada banyak hal yang perlu dilakukan dalam memelihara kucing hutan. Berikut beberapa hal yang bisa diterapkan dalam memelihara kucing hutan:
1. Pertama, kucing hutan adalah termasuk hewan yang dilindungi. Jadi lebih baik anda meminta ijin BKSDA terlebih dahulu jika ingin memeliharanya.
2. Kedua, jika Anda sudah terlanjur punya dan terlanjur memeliharanya, maka carilah sumber-sumber dari orang yang berpengalaman. Contohnya seperti Anda bisa bergabung dengan grup di facebook untuk mendapatkan ilmunya.
3. Ketiga, anda harus memiliki budget yang cukup untuk segala keperluan, seperti memberi makan, vitamin, obat cacing, vaksin dan jika harus pergi ke dokter hewan.
4. Jangan lupa untuk memberi vaksin, karena kucing hutan sangat rentan terhadap virus penyakit.
5. Kucing hutan tergolong hewan nokturnal, artinya hewan yang beraktivitas pada malam hari. Jadi, biarkan kucing hutan tidur di siang hari, jangan diganggu dan kemudian ajaklah bermain di malam hari.
6. Perilaku kucing hutan bersifat sangat aktif dan agresif. Alangkah baiknya jika kucing hutan diberi teman, bisa dengan sesama kucing hutan maupun kucing kampung.
7. Lebih baik memberi kucing hutan dengan daging hewani yang segar. Karena kucing hutan belum terbiasa beradaptasi dengan baik layaknya kucing kampung. Jangan takut kucing hutan akan menjadi galak, karena itu semua tergantung berapa seringnya kita meng-handle nya.
8. Jangan melakukan hal- hal yang membuat kucing hutan stress, karena bisa mengakibatkan mogok makan dan berakibat pada kematian.
9. Perlakukan dengan baik dan telaten, pastinya nanti kurang dari sebulan, kucing hutan akan jinak dan bonding. Walaupun hanya one man bonding.
10. Sehari sekali, biarkan kucing hutan bermain di luar kandang alias free room, tentunya dengan pengawasan owner-nya. Karena kasihan juga kalau setiap hari kucing hutan “terpenjara” dalam kandang yang kecil.
11. Jangan biarkan kucing hutan lepas keluar dari rumah. Karena biasanya akan bersembunyi di lubang- lubang yang gelap. Kemungkinan akan mati kelaparan atau memangsa ayam tetangga.
Intinya, peliharalah hewan peliharaan, khususnya kucing hutan dengan penuh tanggung jawab. Karena setelah kita mengadopsinya, mereka tidak punya siapa- siapa selain kita.
Demikian beberapa hal yang perlu dilakukan dalam memelihara kucing hutan. Jika ada saran, kritik atau tambahan, silahkan tulis di kolom komentar. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Originally posted 2020-11-22 01:15:56.
Kayaknya kucing hutan ini sering diburu dan ukurannya juga lebih besar dari ukuran kucing biasa