Ikan lele adalah jenis ikan air tawar yang banyak dikonsumsi. Menu ikan lele bahkan menjadi lauk favorit di warung-warung tenda pinggir jalan. Ikan sangat mudah dikenali karena warnanya, bentuknya yang pipih, serta kumis pada bagian ujung-ujung mulutnya. Kumis pada lele disebut patil.
Tubuh lele tak bersisik dan licin, mereka terkadang terlihat seperti belut. Kepala mereka keras, matanya kecil, dengan mulut yang lebar. Dari segi penampilan ikan lele memang tidak menarik sama sekali.
Dulu ikan lele kurang populer dikalangan para peternak karena anggapan masyarakat yang kurang baik terhadap lele. Lele dianggap sebgai ikan air tawar pemakan kotoran manusia. Berhubung lele banyak hidup di perairan sungai mereka memakan apa saja yang tersedia di sungai termasuk kotoran manusia.
Jenis Ikan Lele
Berikut ini beberapa fakta sebenarnya mengenai ikan lele yang kita konsumsi.
Patil Lele
Bagian dari tubuh lele yang paling ditakuti atau dihindari oleh para pemancing adalah patilnya. Patil atau kumis pada lele memang terlihat lucu. Kesannya ikan lele seperti ikan jantang dengan tampilan yang berkumis.
Orang-orang yang menangkap lele dengan tangan kosong harus berhati-hati dengan patil lele karena patil lele bukanlah hiasan. Patil pada lele merupaka alat perlindungan diri pada lele untuk menghindari predator.
Patil lele mengandung racun dan semakin berbahaya bila terkena patil dari lele remaja dibanding yang dewasa. Bila terkena patil lele biasanya akan menimbulkan gejala, seperti pusing, sakit dan nyeri pada bekas patilan, demam, bengkak, dan peradangan pada luka patil.
Ada beberapa obat tradisional yang bisa digunakan untuk mengobati luka yang terkena patil lele. Otak ikan lele bisa digunakan untuk mengobati rasa nyeri dan demam. Getah biji jambu mete dapat mengurangi bengkaknya. Seduhan kopi juga dipercaya mengurangi rasa sakit akibat patil lele.
Makanan Ikan Lele
Ada anggapan bahwa memakan ikan lele bisa memicu kanker. Anggapan tersebut bisa dianggap benar sekaligus tidak benar. Benar ketika lele tersebut hidup di perairan yang sudah tercemar atau berpolutan dan tidak benar ketika lele dibudidayakan dengan cara yang baik dan benar.
Dahulu saat lele belum menjadi makanan populer lele banyak diambil dari sungai-sungai dimana sebagian sungai banyak yang tercemar. Baik limbah oraganik maupun anorganik, termasuk kotoran manusia.
Bahkan di desa-desa ada yang sengaja memelihara lele di kolam tempat manusia buang air besar. Mereka yang membudidayakan lele dengan cara seperti itu tentu tidak dibenarkan apalagi dengan tujuan mencari untung banyak.
Biasanya yang memberi lele makan dnegan kotoran manusia karena tak mau rugi membeli pakan atau pelet untuk lele. Lele sebenarnya bisa diberi pakan maggot lalat, ikan rucah, bekicot, cacing, hingga tanaman azola.
Kandungan Gizi Pada Lele
Lele yang tidak terkena polutan atau tidak tercemar sebenarnya memiliki kandungan gizi yang baik sama seperti ikan air tawar pada umumnya. Dalam daging ikan lele terdapat lemak baik dan juga omega 3. Agar kandungan tersebut tidak hilang akan lebih baik memasaknya dengan cara dikukus.
Ikan ini juga kaya akan protein hewani seperti jenis lauk pauk lainnya. Dalam 100 gram daging lele mengandung sekitar 19 gram protein, tentunya cukup banyak bukan.
Mereka juga kaya akan Vitamin B, baik itu Vitamin B1 dan Vitamin B2. Kegunaannya bagia tubuh tidak lain memproduksi energi agar tetap kuat beraktivitas. Selain itu bisa menjaga kesehatan tubuuh bagi yang memakannya.
Dalam daging ikan lele juga terkandung fosfor, mineral yang kita butuhkan bagi tubuh kita. Selain fosfor, lele juga mengandung zat besi, natrium, dan niasin. Nah, banyak sekali kan manfaat dari mengonsumsi lele.
Lele sebagai Kuliner Ikan yang Diminati
Sebagian besar dari kita pasti sudah tahu seperti apa ikan lele atau mungkin pernah mengonsumsinya. Ya, ikan lele memang sangat populer di kalangan pecinta kuliner lesehan atau tenda pinggir jalan.
Biasanya lele menjadi salah satu menu andalan di warung pecel lele atau lesehan sambel penyet. Harganya yang murah dan dagingnya yang banyak serta duri yang sedikit membuat jenis ikan lele banyak diminati pembeli.
Banyaknya permintaan pasar akan ikan lele membuat banyak orang berbondong-bondong beternak lele. Bahkan di kala pandemi seperti sekarang ini sebagian orang memanfaatkan waktu WFH mereka untuk menyambi beternak lele.
Jenis ikan lele memang sangat mudah dikembangbiakkan dan prospeknya juga cukup bagus. Meskipun dulu lele dipandang sebagai ikan murahan dan hanya memakan kotoran di sungai atau kolam pinggir sawah, tapi kini pandangan tersebut sudah mulai memudar.
Saat ini lele telah banyak dikonsumsi oleh berbagai kalangan, mulai dari kalangan bawah, menengah, hingga orang gedongan. Seiring berjalannya waktu, jumlah warung dan rumah makan yang menyajikan menu ikan lele juga semakin banyak.
Macam-macam Lele
Ada berbagai macam jenis ikan lele yang beredar di pasaran. Mulai dari lele lokal, lele dumbo, lele sangkuring, dan lele phyton. Berikut ini sedikit penjelasan mengenai macam-macam lele tersebut:
a. Lele Lokal
Biasanya lele lokal hidup secara bebas di sungai-sungai, rawa, danau, bahkan selokan. Meskipun begitu banyak juga orang atau peternak pemula yang memelihara ikan lele lokal.
Ciri-ciri dari lele lokal, yakni warna kulitnya hitam pekat ada juga yang hitam keabu-abuan, bahkan hitam dengan bintik-bintik. Kekhasan lain yang dimiliki oleh lele lokal adalah patilnya beracun.
Masa pembesaran lele lokal relatif lama dan bahkan untuk memenuhi berat layak panen membutuhkan waktu sekitar 6 – 8 bulan. Kelebihan yang dimiliki lele lokal adalah dagingnya yang gurih dengan berat sekitar 200 gram per ekor.
b. Lele Dumbo
Clarias gariepinus atau lele dumbo merupakan rajanya para ikan lele karena badannya yang besar atau jumbo. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal adalah waktu panennya yang lebih cepat dan dagingnya yang lebih banyak.
Waktu yang dibutuhkan untuk memanen lele dumbo sekitar tiga bulan saja. Badan lele dumbo yang besar ini didapat dari hasil persilangan antara lele lokal dari Taiwan dengan lele mozambique dari Afrika.
Awal kedatangan lele dumbo diperuntukkan sebagai ikan hias, tapi seiring berjalannya waktu lele dumbo juga telah banyak diternak untuk dikonsumsi. Berat dari lele dumbo berkisar antara 2 – 3 kilogram per ekor. Selainitu lele dumbo juga lebih tahan terhadap penyakit ikan.
c. Lele Sangkuriang
Spesies lele yang satu ini merupakan hasil bibit unggul dari lele dumbo. Ikan lele sangkuriang berasal dari perkawinan silang antara lele dumbo betina generasi kedua dengan lele dumbo janta generasi keenam.
Secara umum tidak ada perbedaan bentuk atau wujud antara lele dumbo dengan lele sangkuriang. Meskipun begitu ada keunggulan yang dimiliki lele sangkuriang, yakni pertumbuhannnya yang lebih cepat daripada lele dumbo.
d. Lele Phyton
Varian lele ternak yang paling baru adalah jenis lele phyton. Disebut lele phyton karena kepala dari kan lele ini menyerupai kepala ular phyton.
Ciri khas lele phyton adalah kepalanya yang kecil, badangnya panjang, warna abu-abu seperti lele dumbo, serta bentu badan dan kepala yang proporsional. Varietas lele ini berasal dari Indonesia, tepatnya dari daerah Banten.
Kelebihan yang ddimiliki lele phyton, yakni rasa dagingnya yang gurih dengan lemak yang lebih sedikit. Tekstur dagingnya juga lebih lembut karena merupakan persilangan dari lele lokal dengan lele Thailand generasi kedua.
Originally posted 2020-11-13 07:00:40.