Anak-anak terutama yang berasal dari daerah Sunda pasti sering menyanyikan lagu anak-anak Bahasa Sunda.
Apalagi anak-anak zaman dahulu yang masih bermain permainan tradisional dengan serunya.
Beberapa diantara permainan tersebut memiliki lagu pengiring yang sering orang Sunda sebut sebagai lagu kaulinan barudak.
Sebuah permainan tradisional seringkali diiringi oleh nynyian yang menjadi sumber kebahagaian tersendiri bagi anak-anak zaman old.
Masing-masing daerah pasti punya permainan yang sering dilakukan anak-anak begitu juga dengan lagu-lagunya.
Bahkan beberapa permainan tradisional memiliki kesamaan di beberapa daerah baik cara bermainnya hingga lagunya.
Meskipun berbeda-beda tapi lagu anak-anak tersebut memiliki satu hal yang sama, yaitu kenangan indah masa kecil.
Lagu Anak-Anak Bahasa Sunda
Berikut beberapa lagu anak-anak Bahasa Sunda yang mungkin familiar di telinga atau mungkin sama dengan lagu dolanan di daerah Jawa. Yuk, kita simak!
1. Hompimpa
Sebagian besar anak-anak yang sering bermain di luar bersama teman-temannya pasti tahu lagu “Hompimpa”.
Apalagi anak-anak zaman dahulu yang belum kenal yang namanya gadget.
Hompimpah biasanya dijadikan lagu pengundian sebelum memulai permainan utama semacam suit, tapi menggunakan tangan (punggung tangan atau telapak tangan).
2. Cing Ciripit
“Cing Ciripit” merupakan lagu anak-anak bahasa Sunda yang dinyanyikan saat bermain jepit jari.
Satu orang menjadi penjepit yang merentangkan tangannya. Kemudian anak-anak lainnya menaruh jari-jari mereka di atas telapak tangan anak yang jaga.
Bersama-sama mereka menyanyikan lagu “Cing Ciripit” sampai lagunya selesai dan salah satu dari mereka ada yang jarinya tertangkap maka itulah yang menjadi penjaga selanjutnya.
3. Cingcangkeling
Lagu ini biasanya dinyanyikan sebelum melakukan permainan kucing-kucingan. Permainan ini menggabungkan antara tepuk Do Mi Ka Do dengan petak jongkok.
Berbeda dengan “Hompimpah” yang bisa dinyanyikan untuk memulai setiap permainan, lagu “Cingcangkeling” dinyanyikan hanya saat akan bermain kucing-kucingan.
4. Tokecang
Lagu yang satu ini pasti sudah lebih akrab di telinga setelah menjadi theme song sinetron “Si Eneng dan Kaos Kaki Ajaib” yang ditayangkan di salah satu stasiun TV swasta.
Lagu ini terdengar riang dengan baitnya yang mirip pantun.
Lagu “Tokecang” asli tentunya sedikit berbeda dengan yang diputar dalam Sinetron Si Eneng karena ada beberapa lirik yang ditambahkan untuk menyesuaikan dengan cerita sinetron anak tersebut.
5. Ucang-Ucang Angge
Jika di Jawa ada “Ungkang-Ungkang” maka di Sunda mempunyai lagu yang serupa, yaitu “Ucang-Ucang Ange”.
Lagu ini biasa dinyanyikan orang tua untuk anak mereka sambil mengayun-ayun anaknya di kaki mereka.
6. Bang Kalima Gobang
“Bang-Bang Kalima Gobang” merupakan lagu sambung kata yang biasa dimainkan oleh anak-anak zaman dulu tentunya dalam bahasa Sunda.
7. Trang-Trang Kolentrang
Lagu daerah yang berasal dari Jawa Barat ini biasa dinyanyikan anak-anak saat hujan turun.
Anak-anak zaman dahulu senang berkumpul saat hujan sambil menyanyikan lagu ini agar hujan cepat reda.
8. Lalandakan
Lalandakan disini bukanlah sebuah alat pertanian. Lagu “Lalandakan” adalah salah satu lagu permainan Sunda yang dinyanyikan saat memainkan permainan dengan judul yang sama, yaitu Lalandakan.
Pada permainan ini anak-anak akan bermain menirukan hewan landak.
9. Tutunjukan
Seperti yang tersurat dalam judulnya, lagu ini merupakan lagu yang biasa dinyanyikan anak-anak sambil menunjuk jari telunjuknya ke arah teman-temannya.
Saat lagu berhenti orang terakhir yang ditunjuk bergantian menyanyikan lagu ini.
10. Parepet Jengkol
Lagu yang liriknya amat singkat ini merupakan lagu yang dinyanyikan saat bermain engklek kaki.
Permainan ini biasa dimainkan oleh beberapa anak sekitar tiga hingga lima orang anak. Masing-masing anak akan mengangkat satu kakinya menekuk ke belakang.
Sambil mengangkat kaki dan saling membelakangi mereka mengunci kaki-kaki mereka kemudian berputar dengan engklek kaki sambil menyanyikan lagu “Parepet Jengkol” berulang-ulang.
11. Endog-Endogan
“Endog-Endogan” merupakan lagu anak-anak bahasa Sunda yang berasal dari daerah Jawa Barat. Lagu ini dinyanyikan saat bermain tumpuk tangan.
Cara bermainnya sekelompok anak-anak akan mengepalkan tangan-tangan mereka lalu ditumpuk-tumpuk hingga tinggi setelah semuanya menumpuk tangan kemudian dirubuhkan seperti gerakan telur pecah.
12. Paciwit Ciwit Lutung
Lagu yang satu ini mirip dengan lagu sebelumnya yang juga dinyanyikan sambil bermain tumpuk tangan. Permainan ini mirip permainan Injit-Injit Semut.
Sekelompok anak akan menumpuk tangan mereka sambil mencubit punggung tangan milik teman di bawahnya.
Setelah lagunya selesai tangan yang paling bawah pindah ke paling atas dan begitu seterusnya.
13. Kalongking
Lagu “Kalongking” merupakan lagu anak-anak bahasa Sunda yang bercerita tentang hewan kalong (kelelawar).
Lagu ini biasa dinyanyikan saat malam hari di saat kelelawar berterbangan.
Anak-anak zaman dulu sering berkumpul di sore atau malam hari sambil menikmati angin malam. Saat ada kelelawar mereka beramai-ramai akan menyanyikan lagu ini.
14. Prang Pring
Lagu ini dinyanyikan sambil bermain tunjuk kaki. Cara bermainnya sekelompok anak duduk sambil meluruskan kakinya.
Salah satu dari mereka menunjuk kaki sambil menyanyikan lagu ini. Kemudian saat lagu selesai anak yang kakinya tertunjuk harus duduk melipat kakinya.
15. Ambil-Ambilan
Lagu ini juga dinyanyikan sambil bermain permainan anak zaman dulu. Cara bermainnya pertama-tama sekelompok anak harus hompimpah.
Setelah itu yang kalah harus berdiri sendiri berhadapan dengan anak lainnya.
Kemudian mereka menyanyikan “Ambil-Ambilan”, saat lagu selesai anak yang sendirian tadi menyebutkan salah satu nama anak di kelompok besar untuk diambil menemaninya.
Begitu seterusnya hingga jumlah anaknya berpindah tempat. Permainan ini mirip permainan “Si Kaya dan Si Miskin” dalam bahasa Indonesia.
16. Oyong-Oyong Bangkong
Lagu ini merupakan lagu anak-anak bahasa Sunda yang biasanya dijadikan lagu pengiring untuk tarian Jaipong.
17. Ayang-Ayang Gung
“Ayang-Ayang Gung” merupakan lagu yang biasa dinyanyikan sebelum bermain permainan Ucing Kuliring atau Ucing Peungpeun.
18. Ole-Ole Ogong
Saat musim panen tiba anak-anak Sunda zaman dulu sering menyanyikan lagu ini sambil bermain atau berlarian di pematang sawah.
Mereka juga membuat mainan taleot atau empet-empetan dari jerami kering.
19. Meuncit Reungit
Tidak hanya anak pramuka yang bersenang-senang sambil menikmati malam api unggun.
Dalam tradisi Sunda zaman dulu saat orang tua membakar sampah di sore hari, anak-anak akan berkumpul sambil menyanyikan lagu “Meuncit Reungit”.
20. Tong Papatong
Jika di Jawa anak-anak zaman dulu sering berburu serangga oranye di kebun atau sawah sambil menyanyikan lagu “Bapak Pucung”, maka di Sunda anak-anak akan bernyanyi “Tong Papatong” saat berburu capung.
21. Oray-Orayan
“Oray-Orayan” merupakan versi Sunda dari permainan Ular Naga Panjang.
Anak anak akan berbaris sambil menaruh kedua tangan mereka di atas pundak teman didepannya.
22. Punten Mangga
Lagu “Punten Mangga” mempunyai lirik yang cukup unik.
Lagu ini biasa dinyanyikan berdua secara bergantian sambil menyambung kata dan bertepuk tangan berhadapan.
23. Jaleuleu
Lagu “Jaleuleu” dulunya merupakan lagu yang dinyakikan bersahut-sahutan di atas pohon sebagai kode rahasia untuk mengirimkan pesan.
Itulah tadi beberapa lagu anak-anak berbahasa Sunda yang kebanyakan digunakan dalam permainan.
Masih banyak lagu anak-anak bahasa Sunda lainnya yang perlu kita ajarkan ke generasi muda agar tradisi dan budaya Indonesia terus berlangsung dan dicintai oleh bangsanya.
Meskipun zaman sekarang lagu-lagu asing dengan leluasa bisa diakses, tapi kita tidak boleh membiarkan lagu asli yang menjadi bagian dari budaya hilang begitu saja dan terlupakan.
Ayo lestarikan budaya kita bersama-sama! Jangan sampai diklaim negara tetangga lagi loh..
Originally posted 2020-11-13 10:07:16.