Media Tanam Hidroponik – Apabila Anda ingin bercocok tanam tanpa melalui media tanah atau pupuk, maka terapkanlah konsep hidroponik pada tanaman Anda.
Ya, akhir-akhir ini tidak sedikit orang yang beralih ke media tanam hidroponik dari penggunaan pupuk pada umumnya.
Pengertian Tanaman Hidroponik
Pengertian tanaman hidroponik adalah cara menanam tumbuhan tanpa menggunakan unsur tanah apapun.
Sehingga hiroponik menggantinya dengan penggunaan media lain, ditambah dengan larutan bernutrisi khusus agar tanaman dapat subur seperti pada umumnya.
Beberapa perlengkapan untuk media tanam hidroponik bisa Anda beli di toko terdekat. Akan tetapi, jika Anda benar-benar ingin berhemat. Anda bisa membuatnya di rumah.
Baiklah, sebelum Anda memulai bercocok tanam menggunakan sistem hidroponik. Tidak salahnya jika Anda pahami macam-macam media tanam terlebih dahulu.
Perlu diketahui bahwa hasil tanaman hidroponik sangatlah dipengaruhi oleh media tanam yang sesuai.
Agar tanaman hidroponik Anda dapat tumbuh dengan prima, berikut ini beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya:
- Mampu menyimpan kandungan air secukupnya agar dapat mengalir ke tanaman hidroponik. Dalam artian, memiliki struktur yang gembur serta subur
- Mampu menyerap air dan tidak organisme yang terkandung di dalamnya, seperti hama atau penyakit pengganggu kesuburan tanaman
- Nol kandungan garam atau memiliki tingkat salinitas berkadar rendah
- Memiliki kandungan unsur kalsium atau bisa juga kapur
- Tingkat keasaman media tanam mencapai pH 6-7 atau biasa disebut dengan alkalis
Macam-Macam Media Tanam Hidroponik
Dari ulasan tadi, Anda sudah dapat mempelajari terkait apa saja kriteria yang harus dipenuhi dalam penerapan media tanam hidroponik.
Pada subjudul berikut kita akan mencoba memahami kembali apa saja macam-macam media tanam hidroponik yang akan digunakan. Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Media Tanam Hidroponik dengan Menggunakan Spons
Benda yang satu ini pasti sudah tidak asing lagi dari penglihatan kita bukan? Ya, spons merupakan benda yang sering kali kita temukan di dapur untuk mencuci piring.
Selain itu, spons juga kita temukan di kartun televisi. Siapa lagi kalo bukan Spongebob Squarepants hihihi.
Oke lanjut, jadi spons ini bersifat mudah menyerap serta menyimpan air. Tak heran jika spons paling sering dipakai sebagai media tanam hidroponik.
Pori-pori spons yang lumayan besar dapat menjadi saluran air dalam mengalirkan nutrisi menuju akar tanaman,
Sehingga akan mempermudah tanaman dalam memperoleh kecukupan nutrisi.
2. Media Tanam Hidroponik dengan Menggunakan Serbuk Kayu
Selain dapat digunakan sebagai bahan bakar memasak, serbuk juga bisa digunakan sebagai media tanam hidroponik.
Uniknya, serbuk kayu ini bisa bertahan lama, sehingga angka pengeluaran berkurang karena dapat digunakan lebih dari sekali.
3. Media Tanam Hidroponik dengan Menggunakan Perlite
Dari gambar di atas sepertinya kita sudah sering lihat jika perlite ini juga bisa dipakai untuk hiasan teras rumah.
Namun, tahukah Anda jika perlite juga bisa digunakan sebagai media tanam, khususnya hidroponik.
Usut punya usut, perlite ternyata memiliki daya serap tinggi yang sangat baik untuk perkembangan akar tumbuhan.
Agar hasilnya lebih bagus, tidak salahnya jika Anda mencoba mengkombinasikannya dengan sabut kelapa atau biasa disebut dengan coir.
Perlite diproses dari batu silika yang sudah dipanaskan dengan suhu tinggi lalu dibiarkan hingga mencair untuk selanjutnya dibentuk ukurannya menjadi kecil-kecil.
Media Tanam Hidroponik
Secara garis besar media tanam hidroponik terbagi kedalam dua kelompok, yakni kelompok organik dan nonorganik. Berikut ini sedikit penjelasan mengenai dua jenis media tanam organik tersebut:
Organik
Contoh dari media organik, diantaranya ada arang, sekam, serbuk kayu, sabut kelapa, akar pakis, vemikulit, gambul, dan lain sebagainya. Pada media tanam organik terdapat kelebihan dan kekurangan yang bisa menjadi pertimbangan untuk memulai teknik hidroponik.
Kelebihan media organik, diantaranya:
1. Kemampuan menyimpan air dan nutrisinya tinggi.
2. Baik bagi perkembangan mikroorganisme yang bermanfaaat.
3. Aerasi optimal
4. Kemampuan menyangga pH tinggi.
5. Sangat cocok untuk perkembangan akar.
6. Digunakan pada tipe irigasi drip
7. Lebih ringan.
Kekurangan dari media organik, diantaranya:
1. Kelembaban medianya terbilang tinggi.
2. Rentan terhadap serangan jamur, bakteri, maupun virus yang membawa penyakit tanaman.
3. Sterilisasinya tidak terjamin.
4. Tidak permanen dan hanya dapat digunakan beberapa kali saja. Sehingga pemakaiannya harus rutin diganti.
Nonorganik
Contoh media nonorganik, diantaranya perlite, rockwool, clay granular, sand, gravel, batu apung, batu-bata, batu karang, dan lain sebagainya. Seperti halnya media orgaik, media non-organik juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
Kelebihan madia non organik
a. Permanen, dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama
b. Porus atau aerasinya optimal
c. Cepat mengatuskan air karena medianya tidak terlalu lembab
d. Sterilisasinya terjamin
e. Jarang terdapat jamur, bakteri, maupun virus.
Kekurangan media non organik
a. Bukan media yang baik bagi perkembangan organisme yang bermanfaat bagi tanaman.
b. Terlaalu cepat mengatuskan air.
c. Kurang baik bagi perkembangan sistem perakaran.
Rockwool
Rockwool merupakan salah satu media tanam hidroponik kelompok non organik. Para petani hidroponik di Indonesia banyak yang menggunakan media ini. Bentuknya menyerupai busa yang memiliki serabut-serabut halus dan sangat ringan.
Bahan rockwool terbentuk dari batuan basalt yang dipanaskan dengan suhu sangat tinggi hingga meleleh. Kemudian cairan dari lelehan tersebut terbentuk serat-serat halus yang dikenal dengan rockwool.
Cocopeat
Cocopeat merupakan media tanam organik yang terbuat dari sabut kelapa. Sabut kelapa tersebut biasanya diolah lagi menjadi bentuk serbuk. Sebagai media organik dapat dikatakan jika cocopeat merupakan media yang ramah lingkungan.
Daya serap cocopeat cukup tinggi dengan pH antara 5,0 – 6,8 dan cukup stabil sehingga baik untuk pertumbuhan akar. Dalam penggunaannya cocopeat biasanya dicampur dengan media tanam lain, seperti sekam bakar dengan perbandingan 50:50.
Hydroton
Hydroton merupakan media tanam hidroponik yang terbuat dari bahan dasar lempung atau tanah liat yang dipanaskan. Bentuknya bulat-bulat dengan ukuran yang variatif. Besarnya berkisar antara 1 cm sampai 2,5 cm.
Bulatan-bulatan hydroton memiliki pori-pori yang dapat menyerap air sehingga dapat menjaga ketersediaan nutrisi. Dapat dipakai berulang-ulang, cukup dicuci saja dari kotoran yang menempet jika akan digunakan untuk penanaman selanjutnya.
Sekam Bakar
Sekam bakar merupakan salah satu media tanam yang ringan dan umum dipakai untuk tanaman hidroponik. Tidak hanya untuk tanaman hidroponik, sekam bakar juga biasa digunakan untuk tanaman dalam pot. Harganya pun sangat ekonomis.
Daya ikat terhadap air cukup bagus dengan aerasi yang baik. Ramah lingkungan dan pH nya netral sehingga baik untuk pertumbuhan akar. Penggunaanya biasa dicampur bersama dengan cocopeat.
Vermiculite
Vermiculate merupakan media tanam non organik yang memiliki kesamaan sifat dengan perlite. Vemiculite terbuat dari batuan yang dipanaskan pada suhu tinggi. Biasanya penggunaanya dicampur dengan perlite dengan perbandingan tertentu.
Itu dikarenakan vermiculite memiliki daya serap tinggi dan bobot yang lebih berat dari perlite. Untuk itu dalam penggunaannya petani selalu mencampurnya dengan perlite.
Originally posted 2020-12-18 10:39:26.