Pondok Pesantren Terbaik – “Ilmu agama dapat, Ilmu dunia pun dapat!” Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang mengakar di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.
Pondok pesantren sudah ada sejak lama di Indonesia, bahkan sebelum lembaga pendidikan modern ada.
Berdirinya pesantren berawal dari masuknya ajaran Islam ke tanah Indonesia yang dibawa oleh para da’i, mubaligh dan wali dari luar negeri.
Pondok pesantren merupakan wadah pendidikan yang mempunyai kurikulum dan sistem terbaik. Tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu ukhrawi, pesantren juga mengajarkan ilmu-ilmu duniawi.
Namun banyak orang yang salah kaprah memaknai arti pesantren. Kebanyakan image yang beredar di masyarakat mengatakan bahwa pesantren itu kuno, radikal, dan sebagainya.
Namun fakta-fakta tersebut dipatahkan oleh banyak orang. Karena banyak petinggi negeri ini merupakan jebolan pesantren, salah satunya mantan Presiden Alm. Abdurrahman Wahid.
Pondok Pesantren Terbaik
Berikut beberapa daftar Pondok Pesantren terbaik di Indonesia. Tapi jangan salah faham dulu, maksud terbaik di sini adalah berdasarkan popularitas.
Sebab, semua pesantren rata-rata sama terbaiknya, hanya saja sebagian pesantren memang kurang populer.
1. Pondok Pesantren Modern GONTOR
Podok Pesantren Gontor berdiri pada 10 April 1926 di Ponorogo, Jawa Timur. Podok ini didirikan oleh tiga bersaudara putra Kiai Santoso Anom Besari, yaitu KH Ahmad Sahal, KH Zainudin Fananie dan KH Imam Imam Zarkasy yang kemudian dikenal dengan istilah Trimurti.
Pondok Pesantren Gontor merupakan pelopor dan inovator pesantren modern, yang dulunya bernama Ponpes Darussalam Gontor.
Pesantren modern ini yang terinspirasi dari Sir Syed Ahmad Khan founder Aligarh Muslim University, India yang melakukan modernisasi pendidikan Islam.
Sistem yang dipakai di Pondok Modern Gontor berjalan dengan baik dan sangat sukses. Karena hal itu, saat ini banyak pesantren-pesantren di Indonesia menerapkan sistem yang sama dengan yang di pakai Pondok Gontor.
Pondok ini memiliki ciri khas yaitu menerapkan kedisiplinan yang tinggi dan pembiasaan dalam mengucap bahasa Arab dan Inggris untuk digunakan dalam bahasa sehari-hari.
Selain itu kerapihan mengenakan pakaian dan selalu memakai dasi saat bersekolah juga merupakan ciri khasnya.
Pada awalnya Pondok Pesantren ini hanya memiliki satu wadah pendidikan yaitu Tarbiyatul Athfal (setingkat dengan taman kanak-kanak).
Beberapa tahun kemudian Pondok ini mendirikan Kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiah (KMI) yang setara dengan Sekolah Menengah, disusul dengan Institut Studi Islam Darussalam (ISID).
2. Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan
Salah satu pesantren terbaik di Indonesia adalah pondok pesantren Sidogori di Pasuruan. Pondok pesantren ini didirikan oleh Sayyid Sulaiman yang berasal dari Cirebon. Beliau mendirikan pesantren ini bersama dengan Kyai Aminullah.
Ada beberapa versi mengenai tahun pendiriannya, ada pendapat yang mengatakan pada tahun 1745. Dan versi inilah yang dijadikan patokan untuk merayakan hari jadi mereka.
Pesantren ini merupakan salah satu pesantren tertua di Indonesa yang masih eksis dan terus berkembang.
Di zaman modern ini, pesantren ini tetap mempertahankan sistem pendidikan salaf murni yang mengkaji ilmu agama.
Pesantren ini juga terkenal sebagai pesantren yang berhasil mandiri secara finansial berkat berbagai bisnis yang dibangun oleh yayasan pesantren seperti waralaba minimarket (Mart) yang bernama Koperasi Sidogiri, lembaga keuangan yang bernama BMT (baitul Mal Wat Tamwil), serta masih banyak usaha lainnya.
Para pengurus pesantren ini berkomitmen mempertahankan sistem pendidikan Madrasah Diniyah (MD) sampai tingkat Ma’had Ali (Universitas) yang bernama Tarbiyatul Mu’alimin.
3. Pondok Pesantren Langitan, Tuban
Pesantren ini termasuk salah satu lembaga islam tertua di Indonesia, yang berdiri pada tahun 1852. Pesantren ini terletak di Dusun Mandungan, Desa Widang, Kecamatan Widang, Tuban, Jawa Timur. Luas komplek wilayah Pesantren ini sekitar 7 hektare.
Kyai Abdullah Faqih yang sempat memimpin pesantren ini adalah seorang ulama kharismatik, bahkan hingga pejabat-pejabat tinggi di negeri ini pun segan kepada beliau.
4. Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri
Pesantren Lirboyo berdiri pada tahun 1910, tepatnya di Kec. Mojoroto, Kota Kediri, Jawa timur. Kata “Lirboyo” diambil dari nama sebuah desa, di desa inilah berdiri pondok pesantren yang banyak dikenal dengan sebutan Pondok Pesantren Lirboyo.
Kyai Sholeh yang berasal dari desa Banjarmelati, memprakarsai berdirinya pesantren ini, yang kemudian di lanjutkan oleh salah satu menantunya KH. Abdul karim yang berasal dari Magelang, jawa tengah.
Pondok Pesantren Lirboyo berkembang menjadi pusat studi Islam sejak puluhan tahun sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.
Bahkan dalam peristiwa-peristiwa kemerdekaan, Pondok Pesantren Lirboyo ikut berperan dalam pergerakan perjuangan dengan mengirimkan santri-santrinya ke medan perang seperti peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.
Sebagai Pusat pendidikan Islam, Pondok Pesantren Lirboyo memadukan antara tradisi yang mampu mengisi kemodernitasan dan terbukti telah melahirkan banyak tokoh-tokoh yang saleh dalam bidang agama, maupun saleh sosial.
5. Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang
Pesantren Tebuireng merupakan salah satu pesantren terbesar di Kab. Jombang. Pesantren ini didirikan pada tahun 1899 oleh salah satu ulama besar yaitu KH. Hasyim Asy’arie.
Kyai Hasyim Asy’ari dikenal sebagai sosok ulama kharismatik sekaligus pendiri organisasi Ulama (NU).
Disamping pelajaran ilmu syari’at, bahasa Arab dan Agama islam, pondok pesantren ini juga memasukan pelajaran umum kedalam struktur pembelajarannya.
Pesantren Tebuireng sudah sangat banyak memberikan kontribusi terhadap masyarakat indonesia. Terutama di dalam dunia pendidikan indonesia.
KH Abdurrahman alias Gusdur menjadi presiden RI ke empat dan yang pertama berasal dari kalangan santri. Beliau adalah cucu dari Kyai Hasyim Asy’ari.
6. Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang
Pesantren Al-Anwar didirikan pada tahun 1967 oleh KH. Maimun Zubair. Pesantren ini terletak di desa Karangmangu, Sarang Rembang Jawa Tengah.
Pondok ini pada mulanya adalah sebuah kelompok pengajian yang dirintis oleh KH. Ahmad Syuaib dan KH. Zubair Dahlan.
Kelompok pengajian tersebut pada awalnya dilaksanakan di mushalla. Pada perkembangan selanjutnya kedua perintis tersebut mendirikan tiga komplek bangunan, yaitu komplek A, B dan C.
Komplek A dikembangkan menjadi PP Al-Anwar oleh KH. Maimun Zubair, putra KH. Zubair Dahlan. Sedangkan komplek B dikembangkan oleh KH. Abdul Rochim Ahmad menjadi PP Ma’hadul Ulumis Syar’iyah.
Latar belakang pendirian pondok tersebut adalah untuk melanjutkan kegiatan pengajian dan juga keinginan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar yang umumnya berpenghasilan rendah sebagai nelayan.
Perkembangan jumlah santri Pondok Pesantren Al-Anwar yang cukup pesat. Sistem pendidikan yang diterapkan adalah sistem salafiyah di mana para santri diwajibkan mengikuti pengajian Masyayeh atau ustadz, baik dengan pendekatan sistem bandongan (bersama-sama) maupun sorogan (individual).
Santri juga harus mengikuti pendidikan Muhadloroh atau Madrasah Ghozaliyyah, sampai tingkat aliyah, dan melanjutkan pada PPTM (Ma’had ‘Aly) yang mana jenjang pendidikannya adalah dua tahun.
7. Pondok Pesantren Nur El Falah Banten
Pondok pesantren Nur El Falah didirikan pada tahun 1943 oleh Almarhum KH.Abdul Kabier (tokoh pendidikan Banten) murid dari Hadrotusyaikh KH.Hasyim Asyari (Pendiri Nahdlatul Ulama) yang beralamat di kp. Kubang Ds.Kubang Jaya Kec.Petir Kab. Serang Banten.
Pondok Pesantren Nur El Falah saat ini konsisten mencetak kader ulama yang intelek sesuai visi misi dari didirikannya pesantren ini dan tahun ini pesantren serius membangun pesantren berbasis teknologi sehingga orang tua santri dapat melakukan pemantauan kegiatan santri dengan cara online baik kehadiran, kesehatan, kegiatan, nilai, prestasi, tabungan dan pelanggaran.
Kegiatan pendidikan di Pondok pesantren ini terbagi menjadi empat tahapan, yaitu:
1. Al-Mubtadi yaitu santri dibimbing menguasai 140 masalah agama dasar baik dari segi aqidah, fiqih ibadah, muamalah dan amaliyah harian sehingga para santri dapat beribadah dengan baik dan juga mampu memimpin Doa, tahlil dan fase ini di tempuh dalam waktu paling lama 5 bulan.
2. Tsanawi yaitu para santri di bina untuk mampu berkomunikasi menggunakan 2 bahasa Internasional Bahasa Arab dan Inggris dan fase ini di selesaikan santri dalam waktu 6 bulan.
3. Aliyah yaitu fase dimana santri mempelajari kaidah Ilmu Nahwu dan Sharaf serta dibimbing untuk dapat menerapkan kaidah yang di kuasai untuk membaca Kitab Kuning dengan baik dan fase ini diselesaikan dengan waktu 6 bulan.
4. Ulya merupakan fase dimana para santri mendapatkan bimbingan ilmu ilmu keagamaan baik dalam Aqidah, Al-Quran, Hadits, Akhlaq, Fiqh, Usul Fiqih Tajwid, Tafsir, Balaghah, Mantiq dan lain-lain.
Program Unggulan Pesantren Nur El Falah antara lain:
1. Para santri dites potensi menggunakan sidik jari dan akan diketahui dari hasil tes berupa potensi, cara belajar, keahlian bakat dan lain lain.
2. Para santri juga dibina untuk dapat menguasai komputer dan Teknologi
3. Pesantren memiliki kegiatan Tahunan mendatangkan Syekh dari Al-Azhar Mesir untuk membimbing para santri agar dapat membaca Al-Quran dengan Baik dan pelatihan Hafal alQuran tanpa menghafal.
Pesantren memiliki jenjang pendidikan formal yang lengkap sehingga santri dapat memilih sesui dengan keinginannya.
Pesantren memiliki jenjang pendidikan formal seperti Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (Mts), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Atas ( SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Perguruan tinggi STAIKHA (Sekolah Tinggi Agama Islam KH.Abdul Kabier).
8. Pondok Pesantren La Tansa, Banten
Pesantren La Tansa terletak di daerah Parakansantri, Cipanas, Lebak, Banten. Pendiri Pesantren ini adalah Drs. K.H. Ahmad Rifa’i Arief (Almarhum) yang bertindak sebagai pemimpin pesantren Daar el-Qolam (Pasir Gintung, Jayanti, Tangerang) saat itu.
Setelah Drs. K.H. Ahmad Rifa’i Arief wafat, kepemimpinan Pesantren La Tansa diambil alih oleh K.H. Sholeh, S.Ag, MM dan K.H. Adrian Mafatihullah Karim, MA. Pesantren ini berada dibawah naungan lembaga Yayasan La Tansa Mashiro.
9. Pondok Pesantren Daar El-Qolam, Banten
Pesantren Daar El-Qolam didirikan pada 20 Januari tahun 1968 oleh H. Qasad Mansyur dan Drs. K.H. Ahmad Rifai Arief. Pesantren ini terletak di Desa Pasir Gintung, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang Banten.
Pada tanggal 15 Juni tahun 1997 Drs. K.H. Ahmad Rifai Arief sebagai pendiri sekaligus figur pesantren ini meninggal dunia.
Kemudian pesantren ini diamanatkan kepada K.H. Adrian Mafatihullah Karim, Hj. Enah Huwaenah dan K.H. Drs. Ahmad Syahiduddin.
10. Pondok Pesantren Al Ihya Ulumaddin, Cilacap
Pesantren Al Ihya Ulumaddin didirikan pada tanggal 24 Nopember 1925 oleh KH. Badawi Hanafi.
Pesantren ini terletak di Desa Kesugihan Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap. Pesantren ini juga sering disebut dengan Pesantren kesugihan.
Setelah KH. Badawi Hanafi, Pesantren ini diamanatkan kepada putranya yaitu KH Chasbulloh Badawi dan KH Ahmad Mustholih.
11. Pondok Pesantren Al Mukmin, Sukoharjo
Pesantren Al Mukmin ini didirikan pada tahun 1974 oleh “enam serangkai”, yaitu Abdullah Sungkar, Abu Bakar Ba’asyir, Yoyok Rosywadi, Abdullah Baradja, Abdul Qohar H. Daeng Matase dan Hasan Basri.
Pesantren ini terletak di Ngruki, Solo, di selatan terminal angkutan dalam kota Surakarta, Terminal Tipes, namun berada di wilayah administrasi Desa Cemani, Grogol, Sukoharjo. Unit dakwah dari pesantren ini awalnya adalah sebuah siaran radio non-komersial.
12. Pondok Pesantren Al-Fatah, Temboro
Pesantren Al Fatah merupakan salah satu pesantren yang sedang tumbuh pesat. Pesantren ini terletak di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Secara fisik akan banyak dijumpai beberapa bangunan permanen yang cukup sederhana, terutama rumah-rumah para Ustadz.
Salah satu kelebihan pesantren ini adalah, kebersihan lingkungan dan paling utama kebersihan kamar mandi dan ketersediaan air bersih. Luar biasa. Walhasil tidak ada tradisi “jarban”/ korengan/penyakit gatal yang biasanya menjadi syarat bagi santri.
13. Pondok Pesantren Al-Khoirot, Malang
Pesantren Al-Khoirot didirikan pada tahun 1963 oleh KH. Syuhud Zayyadi. Dari segi usia pesantren ini terbilang masih muda di bandingkan dengan pesantren lain. Pesantren ini terletak di Desa Karangsuko, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Sistem pendidikan yang diberlakukan di pesantren ini adalah sistem pendidikan salaf murni, yaitu pengajian kitab kuning klasik dengan metode sorogan, wetonan, dan bandongan.
Saat ini sistem pendidikannya mulai berkembang dengan diperkenalkannya pendidikan formal madrasah diniyah, madrasah tsanawiyah (MTs) dan madrasah aliyah (MA) yang statusnya diakui pemerintah dan lulusannya dapat melanjutkan studi ke sekolah manapun baik negeri atau swasta, dalam negeri atau luar negeri.
14. Pondok Pesantren Buntet, Cirebon
Pesantren Buntet berdiri sejak tahun 1785, sehingga menjadikannya salah satu pesantren tertua di Indonesia.
Pesantren ini merupakan salah satu pesantren yang sangat terkenal di Jawa Barat dan menjadi pelopor pesantren lain di provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten.
Banyak pengasuh pesantren di ketiga provinsi tersebut yang merupakan alumni dari Pesantren Butet.
15. Pondok Pesantren Al Khairaat, Palu
Pesantren Al Khairaat didirikan pada tahun 1963 oleh Habib Idrus bin Salim Al Jufri. Di wilayah Sulawesi, Pesantren al-Khairaat merupakan lembaga pendidikan Islam paling populer.
Yayasan Al Khairaat kini terdiri dari TK, SD, SMP,SMA, SMK,MI, MTS, MA hingga Universitas.
Lembaga-lembaga pendidikan Islam Al-Khairaat berpusat di Kota Palu dan menyebar ke daerah sekitar, menjadikannya sebagai pintu gerbang dakwah Islam di Kawasan Timur Nusantara.
16. Pondok Pesantren Musthafawiyah, Sumatera Utara
Pesantren Musthafawiyah didirikan pada 12 November 1912, oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily.
Pesantren ini biasa disebut dengan Pesantren Purba baru. Pesantren ini terletak di Desa Tanobato, Kabupaten Mandailing Natal.
Pesantren ini merupakan salah satu pesantren yang lengkap sarana pendidikan formalnya Pesantren ini mempunyai lembaga pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi dengan berbagai jurusan baik di bidang sains seperti kesehatan (STIKES) dan teknologi informasi (STT Nurul Jadid). Di pesantren ini juga terdapat ma’had aly dan tahfidz Al-Quran.
17. Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo
Pesantren Nurul Jadid didirikan pada tahun 1950 oleh KH. Zaini Munim. Pesantren ini terletak di Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa timur.
Zaini Munim datang ke desa Karanganyar sebenarnya bukan untuk mendirikan pesantren, tapi untuk mengisolir diri dari kekejaman kolonial Belanda.
Namun, isyarat dari KH. Hasan Sepuh Genggong membuat beliau membuka mata dan akhirnya mendirikan pondok di wilayah ini.
18. Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta
Pesantren Darunnajah adalah lembaga pendidikan Islam swasta yang dirintis sejak tahun 1942.
Pesantren ini didirikan pada 1 April 1974 oleh (Alm) KH. Abdul Manaf Mukhayyar dan dua rekannya (Alm) KH. Qomaruzzaman dan KH. Mahrus Amin.
Pesantren Darunnajah terletak di Jalan Ulujami Raya, nomor 86, Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta.
Pesantren ini menerapkan sistem kurikulum yang terpadu, pendidikan berasrama serta pengajaran bahasa Arab dan Inggris secara intensif.
19. Pondok Pesantren Rasyidiah Khalidiah, Kalimantan Selatan
Pesantren Rasyidiah Khalidiyah yang biasa disingkat RAKHA ini didirikan pada 13 Oktober 1922. Pesantren ini didirikan oleh Tuan Guru K.H Abdurrasyid, alumnus Universitas Al Azhar Cairo dari tahun 1912-1922.
Pesantren awalnya bernama Arabische School dan berawal dari sebuah rumah sederhana yang terletak di Desa Pakapuran Amuntai, Kalimantan Selatan. Pesantren ini sangatlah terkenal di Kalimantan.
20. Pondok Pesantren Asy Syafi’iah Nahdatul Wathan, Lombok
Pesantren ini didirikan oleh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid atas perintah dari gurunya, Syaikh Hasan Muhammad al-Masysyath (Mekkah).
Pada tahun 1934 ia tiba di pulau Lombok, lalu mendirikan Pondok Pesantren Al- Mujahidin. Kemudian pada 22 agustus 1937, beliau kembali mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathon Diniyah Islamiyah (NWDI) yang peserta didiknya khusus untuk laki-laki.
Pada 15-21 April 1943, beliau kembali mendirikan madrasah yang bernama Nahdlatul Banat Diniah Islamiyah (NBDI) untuk kaum perempuan.
Dua Madrasah ini merupakan lembaga pendidikan islam pertama yang berdiri di Pulau Lombok, dan dari dua madrasah itulah Pesantren Asy Syafi’iah Nahdatul Wathon lahir.
21. Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar, Madura
Pesantren Darul Ulum Banyuanyar didirikan pada tahun 1787 oleh KH. Itsbat bin Ishaq. Pesantren ini termasuk pesantren tertua di Madura.
Pesantren ini didirikan diatas sebidang tanah yang sempit dan gersang yang kemudian disebut dengan “Banyuanyar”.
Penamaan “Banyuanyar” ini atas dasar penemuan sumber mata air yang cukup basar oleh KH. Itsbat yang tidak pernah surut sampai sekarang.
Setelah KH. Itsbat wafat, beliau maninggalkan amanah agar lokasi pesantren kecilnya dikembangkan menjadi Pondok Pesantren yang representatif dan mampu menjawab segala tantangan zaman.
22. Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang
Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang merupakan salah satu pondok pesantren tertua dan terbesar di Jawa Timur. Hingga sekarang pondok ini masih survive di tengah kecenderungan kuat sistem pendidikan formal.
Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) didirikan oleh KH. Abdus Salam seorang keturunan raja Majapahit, pada tahun 1838 M di desa Tambakberas, 5 km arah utara kota Jombang Jawa Timur.
KH. Abdus Salam meninggalkan kampung halamannya menuju Tambakberas untuk bersembunyi menghindari kejaran tentara Belanda.
Bersama pengikutnya ia kemudian membangun perkampungan santri dengan mendirikan sebuah langgar (mushalla) dan tempat pondokan sementara buat 25 orang pengikutnya.
Karena itu, pondok pesantren itu juga dikenal pondok selawe (dua puluh lima).
Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang terus melakukan pengembangan dan perubahan seiring dengan dinamika perkembangan dan tuntutan global, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur kepesantrenan, berpegang pada prinsip al-muhafadhah ‘al al-qadim al-shalih wa al-akhdhu bi al-jadid al-ashlah dengan di bawah sinaran prinsip Aqidah Ahlussunnah Wal-Jama’ah ala NU.
Salah satu upaya yang telah dilakukan di tengah kecenderungan kuat sistem pendidikan formal, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang hingga saat ini telah mendirikan 18 unit pendidikan formal mulai dari tingkat pra sekolah sampai dengan perguruan tinggi.
23. Pondok Pesantren Darul Ulum, Jombang
Pondok Pesantren Darul ‘Ulum didirikan oleh Kyai Haji Tamim Irsyad dibantu Kyai Haji Cholil sebagai mitra kerja dan sekaligus menantunya pada tahun 1885 M.
Pondok Pesantren ini didirikan bermula dari kedatangan Kyai Haji Tamim Irsyad dari Bangkalan, Madura ke Desa Rejoso. Dia adalah murid Kyai Haji Cholil Bangkalan.
Pondok Pesantren Darul ‘Ulum merupakan suatu badan pendidikan islam dengan deretan gedung yang berdiri kokoh dihamparan tanah seluas kurang lebih 42,5 hektare dan berlokasi di desa Rejoso, kecamatan Peterongan, Jombang.
Seiring dengan perjalanan waktu, santri yang berdatangan menimba ilmu semakin banyak dan beragam. Kenyataan tersebut telah mendorong Pondok Pesantren Darul ‘Ulum (Rejoso) beberapa kali telah melakukan perubahan kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan.
Sebagaimana pesantren-pesantren pada zaman pendiriannya, sistem pengajaran awal yang digunakan adalah metode sorogan (santri membaca sendiri materi pelajaran kitab kuning di hadapan guru), serta metode weton atau bandongan atau halqah (kyai membaca kitab dan santri memberi makna).
24. Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan
Pondok Pesantren Sunan Drajat didirikan pada tanggal 7 September 1977 di desa Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan oleh KH Abdul Ghofur Menilik dari namanya pondok pesantren ini memang mempunyai ikatan historis, psikologis, dan filosofis yang sangat lekat dengan nama Kanjeng Sunan Drajat.
Bahkan secara geografis bangunan pondok tepat berada di atas reruntuhan pondok pesantren peninggalan Sunan Drajat yang sempat menghilang dari percaturan dunia Islam di Jawa selama beberapa ratus tahun.
Setelah mengalami proses kemunduran, bahkan sempat menghilang dari percaturan dunia Islam di Pulau Jawa, pada akhirnya Pondok Pesantren Sunan Drajat kembali menata diri dan menatap masa depannya dengan rasa optimis dan tekad yang kuat.
Hal ini bermula dari upaya yang dilakukan oleh anak cucu Sunan Drajat yang bercita-cita untuk melanjutkan perjuangan Sunan Drajat di Banjaranyar.
Keadaan itu pun berangsur-angsur pulih kembali saat di tempat yang sama didirikan Pondok Pesantren Sunan Drajat oleh KH. Abdul Ghofur yang masih termasuk salah seorang keturunan Sunan Drajat pada tahun 1977 yang bertujuan untuk melanjutkan perjuangan wali songo dalam mengagungkan syiar agama Allah di muka bumi.
Munculnya kembali Pondok Pesantren Sunan Drajat saat ini tentu tidak terlepas dari perjalanan panjang dan perjuangan anak cucu Sunan Drajat itu sendiri.
Sebagai institusi resmi dan legal, Pondok Pesantren Sunan Drajat tentu memiliki persamaan dan perbedaan dengan cikal bakal berdirinya pondok pesantren itu sendiri.
Di sisi lain di dalam Pondok Pesantren Sunan Drajat terdapat pendidikan yang terdiri dari pendidikan formal, non formal dan in formal.
Sebagaimana kita ketahui bahwa tidak semua pondok pesantren memiliki pendidikan yang mengajarkan tentang pengetahuan dan keahlian/skill secara intensif terhadap santrinya.
Dengan demikian sangat penting bagi seorang akademisi untuk mempelajari kembali ide-ide dasar yang muncul dan menyertai perkembangan Pondok Pesantren Sunan Drajat.
25. Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Situbondo
Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo berlokasi di desa Sukorejo Kecamatan Banyuputih didirikan tahun 1914 oleh Kiai Syamsul Arifin. Pondok pesantren ini menempati areal seluas 11,9 ha.
Ciri khas pondok ini adalah perpaduan antara sistem salaf dan modern. Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah sudah sangat berkembang dengan jumlah santri mencapai kurang lebih 15000.
Para santri berasal dari seluruh Indonesia dan juga terdapat santri dari Singapura, Malasyia, dan Brunei Darussalam.
Lembaga pendidikan yang dikembangkan di pesantren ini mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
Saat ini pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah di asuh oleh KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy (2012 – Sekarang).
Di pondok ini selain dikembangkan pendidikan gaya pesantren, juga ditumbuhkan pendidikan umum, SMP, SMA, Ma’had Aly dan Institut Agama Islam Ibrahimy.
26. Pondok Pesantren Ma’hadul Ulum ash-Syar’iyyah (MUS)
Pada tahun 1850, bermula dari sebuah pengajian monolog di sebuah surau (musholla) yang dipimpin oleh seorang tokoh yang sangat kharismatik di lingkungan masyarakat nelayan Sarang bernama KH. Ghozali Bin Lanah.
Pada saat itu beliau melihat kondisi masyarakat Sarang masih sangat jauh dari norma-norma Islam.
Sebagai sarana dakwahnya beliau mendirikan sebuah lembaga pendidikan non formal, yang berupa Pondok Pesantren (inilah pondok pesantren pertama yang menjadi cikal bakal berdirinya beberapa Pesantren di Karangmangu Sarang).
Sepeninggal KH. Ghozali tongkat perjuangan dipegang oleh menantu beliau (KH. Syua’ib bin KH. Abdurrozzaq) dan dibantu oleh dua putra KH. Syua’ib (KH. Ahmad dan KH. Imam Kholil).
Pada tahun 1928 M. KH. Syua’ib meninggal dunia dengan menorehkan sejarah panjang perjuangan.
Dari tahun ke tahun, jumlah santri yang mengaji di lembaga ini semakin bertambah banyak. Hal ini menggugah keprihatinan KH. Ahmad Syu’aib yang melihat kurang memadainya fasilitas, karena kurangnya lokal untuk bermukim bagi para santri yang berasal dari luar daerah.
Akhirnya, KH. Ahmad dengan dukungan dan bantuan menantu Beliau, KH. Zubair Dahlan (ayahanda KH. Maimoen Zubair), berinisiatif untuk mendirikan lembaga baru yang diberi nama Ma’hadul ‘Ulum Asy-Syari’yyah (MUS).
Pada perkembangannya Pondok pesantren ini terus mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Semenjak dari asuhan KH. Ahmad Syua’ib (w. 1967 M) kemudian diteruskan oleh putra Beliau, KH. Abdurrochim Ahmad (w. 21 Romadlon 1422 H / 2001 M).
Saat ini Pondok Pesantren MUS telah memasuki generasi ketiga di bawah asuhan KH. M. Sa’id Abdurrochim dibantu oleh KH. M. Adib Abdurrochim dan KH. M. Ahdal Abdurrochim.
27. Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri
Berawal dari keinginan mengamalkan ilmu pengetahuan agama yang didapatkannya dari kota Makkah al-Mukarromah, KH. Ahmad Djazuli Usman merintis berdirinya sebuah pondok pesantren.
Bersama dengan Muhammad Qomar, salah seorang santrinya, ia merintis berdirinya pesantren dengan cara yang sangat sederhana. Ia memulainya dengan sebuah pengajian, yang ia rintis sejak masih berada di desa Karangkates.
Ketika pengajian baru dimulai hanya ada 12 orang santri yang mengikutinya. Namun tak lama kemudian, jumlah santri yang ingin mengaji semakin bertambah.
Sehingga setengah tahun kemudian, tepatnya 1 Januari 1925, KH. A. Djazuli Usman mendirikan sebuah madrasah dan pondok pesantren. Ia memanfaatkan serambi Masjid untuk kegiatan belajar mengajar para santri.
Ponpes Alfalah Ploso menganut sistem manajemen tradisional, dalam arti, kepemimpinan tunggal yang tersentral pada figur seorang kiai memegang otoritas yang tinggi dalam pengelolaan pesantren.
Pondok pesantren Al-Falah Ploso Kediri sebagaimana kebanyakan pesantren di kota Kediri merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran model salafaiyah
28. Pondok Pesantren Al-Hikmah, Blora
Pondok Pesantren Al-Hikmah Ngadipurwo Blora berdiri pada tahun 1988 oleh KH. Moch. Najib Suyuthi. Pesantren yang semula hanya musholla 3 kamar dengan nama Al-Hikmah. Terletak di desa Ngadipurwo Blora Jawa Tengah.
Kemudian tahun 1990 resmi menjadi Lembaga Pendidikan Islam Pondok Pesantren Al-Hikmah Ngadipurwo, Blora, Jawa Tengah.
Pesantren Al-Hikmah terus mengembangkan dalam perubahan sistem pendidikan pesantren, pesantren bukanlah institusi yang hanya bernuansa salafi tetapi pesantren merupakan institusi potensial, oleh karena itu Pondok Pesantren Al-Hikmah integrated antara pendidikan agama dan pendidikan umum.
Maka pada tahun 2005 mngajukan Proses badan hukum dengan Akta Notaris Elisabeth Esti ningsih, S.H Nomor 63 tanggal 21 September 2005 dengan nama Yayasan Salafiyah Khalafiyah Al-Hikmah.
29. Perguruan Thawalib, Padang Panjang
Perguruan Thawalib Jauh sebelum tahun 1900, di bawah asuhan Syekh Abdullah Ahmad telah memulai pendidikannya dengan sistem halaqah bertempat di Surau Jembatan Besi Padang Panjang.
Pada tahun 1911, DR. H. Abdul Karim Amarullah, seorang ulama besar yang baru pulang belajar dari Mekkah yang dikenal dengan sebutan Inyiak Rasul (ayah Alm. Buya HAMKA) mengubah sistem belajar dari halaqah menjadi klasikal.
Pada tahun 1926 dibawah pimpinan Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim, dibangun lokal belajar di jalan Lubuk Mata Kucing (Kampus Thawalib Putra sekarang).
Mulai tahun 1959 Perguruan Thawalib dipimpin oleh H. Mawardy Muhammad, dan pada tahun 1974 membuka Perguruan Tinggi Fakultas Dakwah dan Publisistik, Fakultas Syari’ah wal Qanun bersama-sama dengan Prof. DR. KH. Zainal Abidin Ahmad (Alumni Thawalib, mantan Ketua Parlemen RI, Wartawan dan Pengarang).
Kemudian Perguruan Thawalib dipimpin oleh murid-murid H. Mawardy Muhammad ; Drs .H. Abbas Arief, H. Djawarnis,Lc. Prof. DR. Sirajuddin Zar (mantan Rektor IAIN Imam Bonjol), Prof. DR. H.Tamrin Kamal,MS. Firdaus Tamin, BA.
30. Pondok Pesantren An-Nur 2, Malang
Pondok pesantren An-Nur 2 dulunya hanya berjumlah 9 orang santri, kini sudah ribuan orang. Pesantren Annur 2 terletak di Krebet senggrong, Bulu Lawang, Malang Jawa Timur.
Pesantren ini memang salah satu lembaga pendidikan islam yang termasuk ‘Sepuh’ (tertua) di Malang. Pondok Pesantren Annur ini diambil dari nama pendirinya yakni Almaghfurlah Romo KH. Anwar Nur, yang disingkat Annur.
Pesantren tersebut berdiri pertama kali sekitar tahun 1948 atau empat tahun setelah Indonesia Merdeka. Kemudian pada tahun 1979, Putra Mbah Anwar Nur yakni KH. Muhammad Badruddin Anwar, mendirikan Pondok Pesantren Annur 2.
Pada awalnya pesantren ini memang hanya mengajarkan pelajaran agama dengan metode kitab kuning. Namun saat ini sudah menjadi salahsatu Pesantren Moderen yang memiliki jenjang atau tingkatan dari SD, SMP, SMU hinggga perguruan tinggi.
Tidak hanya jumlah santri yang bertambah. Gedung yang awalnya berbentuk pendopo dan terbuat dari bambu, kini sudah berdiri megah dengan berbagai asrama yang cukup memadai.
Selain pelajaran umum dan agama, di Pesantren Annur2 ini juga ada program khusus untuk Tahfidz Alquran.
31. Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Pati
Pesantren Raudlatul Ulum yang berdiri megah di Desa Guyangan, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah didirikan oleh Almaghfurlah KH Suyuthi Abdul Qodir pada awal 1950-an. Sejak awal berdirinya, pesantren ini terus-menerus mengalami perkembangan dinamis.
Dari hanya belasan santri yang mondok hingga membengkak menjadi ribuan santri. Dari hanya memiliki sarana prasarana pendidikan yang amat sederhana hingga prasarana pendidikan dan kesehatan yang cukup representatif. Rumah Sakit As-Suyuthiyyah menjadi bukti pesantren ini sangat peduli kesehatan santri dan warga sekitar.
Setelah Sang Pendiri wafat pada Selasa 4 Dzulqa’dah 1979, putra-putra kebanggaan Mbah Suyuthi pun “turun gunung” untuk mengawal Pesantren Guyangan.
Sayangnya, KH Salim Suyuthi (putra kedua, wafat 2001) dan KH M Humam Suyuthi (putra kelima, wafat 2010) tidak berumur panjang.
Kiai Salim dan Kiai Humam dipanggil ke haribaan-Nya dalam usia relatif muda. Akhirnya, tersisalah KH Faruq Suyuthi yang setia mendampingi adik bungsunya, KH M Najib Suyuthi, memegang tongkat estafet kepemimpinan Pesantren Guyangan hingga kini.
Demikian Pondok Pesantren terbaik di Indonesia. Dimanapun pondok pesantrennya itu sama saja, yang penting niatnya sungguh-sungguh untuk menuntut ilmu Agama, Insyaallah berkah. Jika ada saran, kritik atau tambahan bisa ditulis di kolom komentar. Semoga bermanfaat dan terimakasih.
Originally posted 2020-11-10 19:41:16.
assalamu’alaikum admin,terimakasih atas informasinya sangat membantu saya
terimaksih atas informasinya, sangat bermanfaat sekali:)
wah sangat bagus sekali informasinya, jadi nambah berita baru nih:)
Al amien prenduan kok g masuk ya
salam
Assalamualaikum saya sangat Suka info pesantren ini Terimakasih
Alhamdulillah sangat bermanfaat sekali lanjutkan minnnnn.
Pondokku “المعهد الاسلامي “نورالجديد
Informai yang berguna. mudah-mudahan banyak anak2 kita menjadi santri2 yg sholeh.
Assalamu’alaikum, masyaAllah banyak juga ponpes yang bagus, semoga Al-Multazam Kuningan juga bisa seperti itu, doakan kami ya.
Terima kasih
Aminn 🙂
yang murah ada
langitan pondokku
pondok gading mangu,jombang kok ga ada
semuanya daerah jawa yah, gak ada dari sulawesi
Peringkat ini disusun atas pertimbangan apa ?
Salam dari santri alumni pesantren Daar El Qolam
Bukan kah Ponpes Al Amien prenduan terkenal prestasi sampai kemancanegara sering menjuarai lomba ..ko ngk di sebut ya …
Bukan kah Ponpes Al amien prenduan prestasi nya terkenal sampai kemancanegara… Seeing memenangkn lomba di dlm maupun di luar negri …kenapa tdk terdaftar ya… ??? Apa tdk di krosscek lagi y
Ada yg bisa kasih saran nggak, saya udah lulus smk dan saya sekarang ingin belajar agama. Tapi sebelumnya saya blm pernah mendapat pendidikan agama yg cukup, berarti kalau masuk pesantren harus mulai dari nol atau bagaimana ya?
Harus masuk pesanten yg seperti apa ya?
Kalo masuk pesantren ada yg belajar dari nol ada juga yang sudah advance. Tapi kalau mau dari basic ke advance aku saranin Gontor sih 🙂
Saya sarankan Salah satu pondok tersebut ,
Yang penting Giat dan Punya mental yang kuat. SEMANGAT ,
Walau komentarnya sudah terlambat , Semoga saja anda Sudah ada dipondok sekarang.
Doktren Science Al Qur’an Nusantara Sumbang Banyumas juga semoga bisa menjadi rujukan bagi peghfal Al Qur’an dan Ilmu Ilmu Agama Islam lainnya
Sangat bermanfaat infonya
Maaf ralat banyak kesalahan di no 25 :
1 – Pondok tersebut terletak di Banyuputih bukan Asembagus seperti yang tertera di judul
2 – Kata “PP” sudah mewakili kata pondok pesantren jadi kata tersebut tak usah ditulis kembali
3 – pengasuh yang sudah berubah , pengasuh yabg sekarang adalah
KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy
(2012 – Sekarang)
Tidak lagi KHR. Ahmad Fawaid As’ad.
Sudah kami ganti. Terimakasih atas info nya.