5 Contoh Latar Belakang dalam Berbagai Tema [Lengkap]

Contoh Latar Belakang – Dalam kesempatan kali ini, kita akan mengulas tentang contoh-contoh latar belakang. Tentu saja berserta penjelasan dan catatan-catatan penting yang menyertainya.

Sebagaimana kita tahu, seluruh karya ilmiah yang ada selalu membutuhkan bagian latar belakang ini sebagai sesuatu yang mengawali.

Latar belakang boleh dibilang adalah dasar atau alasan utama yang menjadi titik mula karya ilmiah akan dikerjakan sampai akhir.

Latar belakang menentukan alasan penulis menemukan berbagai alasan sehingga topik yang diangkatnya memang penting atau layak untuk dikaji.

Oke, langsung saja. Kita simak penjelasan-penjelasan berikut ini.


Latar Belakang Masalah


Sebuah latar belakang masalah berisi sejumlah alasan yang melatarbelakangi penulis mengambil topik tertentu dalam menulis sebuah karya ilmiah. Pada latar belakang digambarkaan pentingnya masalah yang dikaji berdasarkan data-data valid, baik secara teoritis maupun praktis.

Latar belakang masalah setidaknya memuat lima landasan, yakni landasan yuridis, landasan historis, landasan normatif, landasan teoritis, serta landasan faktual. Selain landasan-landasan tersebut masih dimungkinkan terdapat landasan-landasan lainnya.

Landasan Yuridis

Landasan yuridis, regulasi, atau perundang-undangan memuat tentang pemaparan UUD, UU, Kepres, Permen, atau Perda yang terkait dengan topik penelitian. Regulasi biasanya berkaitan dengan idealitas pelaksanaan hukum yang berkaitan.

Misalnya saja, pemerintah melalui BSNP mengeluarkan delapan standar nasional pendidikan atau SNP.

Dimana standar tersebut merupakan acuan minimal mengenai standar isi, standar proses, standar tenaga pendidik dan kependidikan, standar penilaian, standar pembiayaan, standar pengelolaan, standar kompetensi lulusan, serta standar sarana dan prasarana.

Seorang mahasiswa yang meneliti akan kompetenssi guru harus merujuk pada empat standar kompetesi guru berdasarkan SNP diatas. Begitu juga dengan penelitian mengenai supervisi kepsek yang harus merujuk pada regulasi tentang kompetensi kepala sekolah.

Landasan Historis

Landasan historis atau sejarah berisikan penjelasan mengenai sejarah yang berkaitan dengan fokus kajian penelitiaan. Misalkan, pembahasan mengenai kurikulum dapat memajukan sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia, seperti KBK, KTSP, dan K-13.

Landasan Normatif

Selanjutnya ada landasan normatif yang biasanya berisi kutipan aayat Al Qur’an dan hadits yang terkait dengan topik penelitian. Biasanya landasan seperti ini banyak ditemukan pada penelitian yang dilakukan di perguruan tinggi Islam.

Contohnya, kajian tentang polemik politik dalam Islam atau sistem pemerintahan syariah di era globalisasi. Hal ini bisa mengutip hadits maupun ayat yang menyebutkan bahwa sebaik-baiknya atau seadil-adilnya hukum adalah hukum Allah atau Al Qur’an dan diperjelas dengan Sunnah Nabi.

Apabila temanya mengangkat pendidikan dalam Islam atau seputar pendidikan bisa menggunakan ayat yang menyatakan bahwa Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan.

Begitu juga dengan hadits bahwa Allah mencintai seorang yang berilmu daripada yang ahli beribadah tanpa ilmu.

Landasan Teoritis

Suatu landasan teoritis biasanya akan berisi kutipan pendapat setidaknya tiga pakar yang berkaaitan dengan topik penelitian. Sementara pada Bab selanjutnya, akan terdapat lebih banyak lagi pendapat dari para pakar yang dikutip.

Pendapat para pakar yang dikutip dalam latar belaakang masalah bisa yang setuju atau menguatkan teori topik permasalahan dan bisa juga yang bertentangan. Tentu meski bertentangan harus ada korelasi dengan topik pembahasan penelitian atau masuk akal sebagai latar belakang.

Landasan Faktual

Sedangkan landasan faktual berisi kutipan-kutipan berita atau kenyataan yang terjadi di lapangan. Tentunya harus ada keterkaitan dengan masalah sesuai topik atau fokus penelitian. Selain berita, fakta juga dapat diambil dari hasil penelitian yang sudah ada.

Biasanya penelitian yang diambil sebagai landasan menunjukkan kondisi yang tidak ideal. Kemunculan sejumlah masalah nyata di masyarakat menjadi bukti bahwa penelitian yang dikaji penting karena sebuah penelitian harus memenuhi unsur urgenitas.

Contoh, jika fokus penelitiannya mengenai kompetensi guru, bisa mengutip berita atau hasil penelitian yang menyatakan kesejahteraan guru sangat rendah.

Kebanyakan guru PNS SK nya sudah digadaikan, guru menyambi ojek online, guru swasta mengajar di banyak sekolah, dan lain sebagainya.

Bahkan kini ada berita yang menyatakan rencana ditiadakaannya PNS bagi para guru. Hal itu berkaitan dengan para guru yang belum melek internet atau tidak sesuai bidang ajarnya, sehingga berpengaruh pada kompetensi guru.

Berkaitan dengan landasan faktual, penulis dapat mengungkapkan masalahnya dari perspektif yang umum kemudian ditarik atau dikaitkan dengan masalah yang lebih spesifik. Penulis juga harus mengumpulkan data tentang fokus kajiannya.


Pengertian Latar Belakang


Diambil dari berbagai sumber, Latar Belakang adalah dasar atau titik tolak untuk memberikan pemahaman kepada pembaca atau pendengar mengenai apa yang ingin kita sampaikan.

Gagasan utama maupun rangkaian dari sistematisasi ide. Latar belakang yang baik harus disusun dengan sejelas mungkin dan bila perlu disertai dengan data atau fakta yang mendukung.

Data dan fakta ini berfungsi sebagai penguat alasan atau argumen yang diutarakan penulis dalam latar belakangnya.

Beberapa hal yang terdapat dalam latar belakang adalah:

  1. Kondisi ideal mencakup keadaan yang dicita-citakan, atau diharapkan terjadi. sebuah kondisi ideal ini biasa dituangkan dalam bentuk visi dan misi yang ingin diraih.
  2. Kondisi faktual/baku yang merupakan kondisi yang terjadi saat ini. menceritakan situasiyang menjadi keresahan atau masalah, sehingga menjadi dasar dilakukan nya suatu penelitan maupun kegiatan yang dilatarbelakangi.
  3. Solusi merupakan saran singkat atau penawaran penyelesaian terhadap masalah yang dialami sebelum melangkah lebih lanjut ke pokok bahasan.

Selain itu, latar belakang dapat pula mengandung perbandingan dan penyempurnaan atas tulisan mengenai topik yang sama sebelumnya.

Hal ini bisa berupa kritik atau lanjutan pembahasan/penelitian yang lebih diperdalam untuk dilanjutkan.

Oleh karena itu latar belakang merupakan suatu bagian penting dalam penulisan suatu karya tulis. Bisa dibilang sebagai pintu gerbangnya.

Karena poin-poin keseluruhan dari tulisannya sudah disinggung terlebih dahulu dalam tahap latar belakang ini.


Poin-poin yang harus ada dalam Penyusunan Latar Belakang


1. Tema/topik

Pada poin ini, penulis harus menyiapkan kerangka besar apa yang akan ia tulis dalam latar belakangnya.

Temanya tentu saja menyesuaikan disiplin keilmuan atau alasan penulis dalam mengerjakan karya ilmiahnya.

Tema dalam hal ini bisa dispesifikkan dengan kondisi atau kenyataan apa yang ingin dipotret dan diulas oleh penulis.

Tema ini juga yang menjaga koridor penulis agar tidak melebar ke topik atau tema lain yang tidak ada hubungannya dengan karya tulisnya.

2. Masalah

Ini adalah kunci. Seberapa penting masalah yang akan dikemukakan penulis dari kenyataan yang dijumpainya.

Masalah di sini bisa berupa fakta sosial atau fakta dari data/informasi non sosial yang merupakan hal dasar yang penting dari penulis sehingga ingin dikemukakan dan dibahas lebih mendalam.

Masalah bisa diartikan sebagai kondisi yang karena ada keberadannya kemudian membutuhkan penyikapan lebih lanjut.

3. Ide atauTujuan penulis

Setelah menemukan tema atau topik dan masalah, penulis perlu mengemukakan ide atau tujuan apa yang ia harapkan.

Ide di sini bisa menyesuaikan kerangka keilmuan yang dikuasai oleh penulis sehingga dalam paparan tulisannya, masalah yang dijumpai dan ide atau tujuan yang diharapkan bisa terhubung dan terpaparkan dengan baik dan mendalam.

4. Data/fakta

Ini juga hal yang tak boleh luput. Data atau fakta di sini akan menguatkan ide dan masalah yang diutarakan oleh penulis.

Data atau faktanya bisa berupa angka, penelitian sebelumnya, pendapat tokoh tertentu, atau bahkan statistik yang dimunculkan dari berbagai sumber.

Tak jarang data atau fakta ini bisa berupa berita atau informasi kejadian sebelumnya yang pernah terjadi sebagai penguat tulisan penulis.

5. Argumentasi dan alasan

Poin ini adalah pendapat-pendapat dari si penulis terkait tema, masalah, ide atau tujuan, data/fakta yang menjadi dasar penulis menyusun karya tulisnya.

Seberapa detail kerangka dan sistematisasi argumentasinya, membuat latar belakang juga semakin kuat.

6. Relevansi

Ini biasanya adalah kesesuaian dari serangkaian proses yang dilakukan penulis berdasarkan kondisi ideal yang diharapkan.

Sehingga karya tulis bersifat relevan, layak, dan memang penting untuk diulas dan dibahas lebih lanjut secara mendalam.


Cara Membuat Latar Belakang


Langkah-langkah cara membuat latar belakang makalah bisa dilihat di bawah ini.

1. Awal Paragraf

Pada awal paragraf, penulis bisa menulis tentang gambaran umum tentang masalah yang akan dijadikan subyek penelitian.

Buat seperti model piramid terbalik yakni membahas tentang gambaran umum masalah sampai mengerucut dan fokus pada masalah inti yang akan diteliti.

Penulis bisa memaparkan fakta-fakta umum yang terjadi dan didukung data-data yang tepat tentang kondisi yang dimaksud.

Paragraf awal ini biasanya penulis memaparkan gambaran tentang sesuatu yang lebih luas terlebih dahulu, baru kemudian dispesifsikkan pada bahasan yang lebih mengerucut yang menjadi fokus kajiannya.

2. Bagian Tengah

Pada bagian tengah penulis bisa menuliskan tentang fakta dan data-data atau bisa juga penjelasan para ahli berkenaan dengan efek negatif dari masalah bila tidak segera diatasi.

Lebih baik lagi bila jika penulis bisa menemukan data dari penelitian terdahulu. Penulis menguatkan argumen yang mendasari dia mengangkat topik karya tulisnya.

Argumen dan alasan penulis di sini menguatkan ide utamanya tentang masalah-masalah yang akan bisa semakin bermunculan jika masalah tertentu yang diangkat penulis tidak disikapi terlebih dahulu.

3. Bagian Akhir

Pada bagian akhir dari latar belakang tuliskan alternatif solusi untuk mengatasi masalah. Solusi dari masalah yang diteliti inilah nantinya yang akan kita jadikan judul makalah.

Solusi ini boleh dibilang tidak berupa dalam kalimat final, melainkan cara mengulas atau membahas lebih lanjut itu lah yang merupakan solusi proses untuk sampai ke solusi permasalahan utamanya.

Pada bagian akhir ini juga biasanya disebutkan tentang relevansi kegiatan karya tulis berdasarkan fakta umum atau kenyataan yang sedang terjadi.

Sehingga karya tulis yang sedang dikerjakan penulis bersifat penting dan memberi peran yang signifikan atas kondisi yang ada.


Contoh-Contoh Latar Belakang


Diambil berbagai sumber, beberapa contohnya adalah sebagai berikut:

1. Contoh latar belakang dalam makalah kegiatan pembelajaran

Latar Belakang Makalah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang sangat diperlukan oleh setiap individu. Karena dengan melakukan sebuah kegiatan pembelajaran ini maka individu tersebut akan dapat berkembang dengan baik.

Ketika kita membicarakan tentang kegiatan pembelajaran ini maka kita mungkin akan langsung mengarahkan pandangan kita pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung di sekolah.

Terlintas pandangan kita, bagaimana kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut dapat berjalan dengan efektif?.

Tentunya untuk mendapatkan sebuah kegiatan pembelajaran yang efektif ini memerlukan banyak komponen yang harus diperhatikan. Beberapa di antaranya adalah mengenai tenaga pendidik, para peserta didik, media pembelajaran, materi pembelajaran, strategi pembelajaran dan perencanaan kegiatan pembelajaran.

Komponen yang saya sebutkan tersebut masing-masing harus dapat digunakan secara maksimal agar proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan dengan efektif.

Salah satu elemen terpenting dalam sebuah kegiatan pembelajaran adalah adanya sebuah perencanaan pembelajaran yang baik.

Selama ini kita melihat pada kenyataan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, maka mungkin yang akan memenuhi benak kita adalah tentang bagaimana kekurang matangan perencanaan kegiatan pembelajaran di sekolah.

Hal tersebut akhirnya mengakibatkan sebuah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tidak efektif. Dan akhirnya para peserta didik kurang dapat maksimal saat mengalami proses kegiatan pembelajaran di tempat tersebut.

Berdasarkan contoh kasus tersebutlah maka sangat diperlukan sebuah perencanaan pembelajaran yang matang dan baik agar sebuah kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal.

Dan hal ini bukan hanya perlu untuk diperhatikan oleh seorang yang bergerak dalam bidang pendidikan saja tetapi juga mencakup seluruh elemen yang terlibat di dalam sebuah kegiatan pembelajaran tersebut.

Jika perencanaan kegiatan pembelajaran ini dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan sebuah perencanaan pembelajaran yang benar-benar matang.

Maka akan banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh darinya. Yang pertama adalah mengenai semakin mudahnya para tenaga pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada para peserta didiknya.

Apa yang akan dilakukan oleh tenaga pendidik dalam sebuah kegiatan pembelajaran telah terencana secara sistematis dan jelas.

Juga bagi para peserta didik yang akan lebih mudah memahami kronologis kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung sehingga pencapaian target pembelajaran pun dapat diukur.

2. Contoh Latar Belakang Karya Ilmiah Bertemakan Pendidikan

Latar Belakang Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah

Ilmu pengetahuan selalu berkembang dan mengalami kemajuan yang sangat pesat, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia.

Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar.

Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Apabila membaca sudah merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, maka jelas buku tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.

Dalam dunia pendidikan, buku terbukti berdaya guna dan bertepat guna sebagai salah satu sarana pendidikan dan sarana komunikasi. Dalam kaitan inilah perpustakaan dan pelayanan perpustakaan harus dikembangkan sebagai salah satu instalasi untuk mewujudkan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Perpustakaan merupakan bagian yang vital dan besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan. Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.

3. Contoh Latar Belakang Program Pendidikan

Contoh Latar belakang program KKN

Kuliah Kerja Nyata adalah pengabdian kepada masyarakat berbasis pemberdayaan yang dilaksanakan oleh mahasiswa. KKN juga merupakan bagian dari proses pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi. KKN ini memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan empati dan kepedulian mahasiswa kepada masyarakat dengan menerapkan ilmu-ilmu yang didapatkan selama perkuliahan.

Dusun Kaliabu yang berada di Desa Banyuraden Kecamatan Gamping Kabupaten Magelang merupakan lokasi KKN Internasional tahun 2015 berlangsung, dimana mayoritas warga dusun ini mengandalkan mata pencaharian utama sebagai buruh dan petani. Namun, pekerjaan tersebut tidak menyurutkan keanekaragaman seni dan budaya yang ada di sana.

Seni jatilan, seni wayang, seni ukir, dan gamelan masih tetap eksis dalam keseharian warga dusun. Di samping itu, dusun Kaliabu juga memiliki ke-khas-an tersendiri dari pabrik roti Pak Joyo yang masih beroperasi secara tradisional, industri sablon rumahan, dan juga bank sampah.

Kekayaan seni budaya juga potensi daerah dari dusun Kaliabu di atas masih bersifat terbatas diketahui oleh warga di sekitar dusun. Terlebih lagi, kurangnya sumber daya dan pengetahuan warga untuk mengurus administrasi dusun membuat potensi tersebut belum dapat teroptimalkan. Sangat disayangkan, keberadaan potensi wisata yang ada di dusun tersebut belum dapat memberikan dampak positif yang begitu berarti bagi warganya.

Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Metode tersebut adalah design thinking. Design thinking ini berguna untuk memetakan semua permasalahan yang terdapat di desa Kaliabu. Setelah permasalahan terkumpul dan terkelompokkan, dipilihlah permasalahan dengan prioritas paling tinggi sesuai kebutuhan warga setempat.

Contoh Latar Belakang Kegiatan Kerja Lapangan bidang Pemindangan Ikan

Perikanan adalah suatu kegiatan perekonomian yang memanfaatkan sumber daya alam perikanan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan manusia dengan mengoptimalkan dan memelihara produktivitas sumber daya perikanan dan kelestarian lingkungan.

Ikan merupakan salah satu sumber makanan yang sangat dibutuhkan oleh manusia karena banyak mengandung protein. Dengan kandungan protein dan air yang cukup tinggi, ikan termasuk komoditi yang sangat mudah busuk (highly perishable).

Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan akan ikan segar, penanganan ikan perlu dilakukan agar bisa sampai ke tangan konsumen atau pabrik pengolahan dalam keadaan segar atau mendekati segar. Selain itu, penanganan ikan juga ditujukan untuk menganekaragamkan bentuk penyajian, meningkatkan pendapatan petani atau nelayan ikan dan meningkatkan daya simpan ikan.

Pemindangan merupakan salah satu cara pengolahan, juga cara pengawetan ikan secara tradisional yang telah lama dikenal dan dilakukan di Indonesia. Ikan pindang sangat digemari oleh masyarakat, karena mempunyai rasa yang khas dan tidak terlalu asin.

Dalam proses pemindangan, ikan diawetkan dengan cara mengukus atau merebusnya dalam lingkungan beragam dan bertekanan normal, dengan tujuan menghambat aktifitas atau membunuh bakteri pembusuk ataupun aktivitas enzim.

Di beberapa negara Asia Tenggara, ikan pindang juga cukup terkenal. Thailand, ikan pindang dikenal dengan nama Pla thu nung, di Filipina Sinaeng, di Malaysia dan Singapura boiled fish. Di Indonesia sendiri dikenal dengan dua nama, yaitu ikan pindang dan ikan cui.

Perbedaan diantara keduanya hanya terletak pada cara memasaknya saja. Ikan pindang umumnya masih dihasilkan oleh industri rumah tangga yang sebagian besar berupa skala usaha kecil dengan tingkat keterampilan yang hanya diperoleh secara turun temurun.

Menurut Afrianto dan Liviawaty (1989) pengolahan ikan dengan cara pemindangan sudah cukup memasyarakat, terutama di kalangan nelayan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: proses pemindangan sangat mudah dan tidak banyak memakan biaya, sehingga dapat dilakukan oleh petani ikan atau nelayan, hasil pemindangan dapat digunakan sebagai bahan baku untuk diolah lebih lanjut, atau dapat langsung dimakan karena telah matang.

Ikan pindang sangat disukai karena rasanya yang mendekati ikan hasil pengalengan; nilai gizi ikan pindang yang relatif tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu sumber protein hewani; bahan baku pembuatan ikan pindang yang dapat menggunakan ikan dengan berbagai tingkat kesegaran; pemasaran ikan pindang yang cukup luas dan terus meningkat, semua jenis ikan dapat diolah dengan cara pemindangan sehingga dapat dijadikan cara pengolahan ikan dalam jumlah besar terutama pada saat produksi berlimpah, serta cairan yang terbentuk di dasar wadah selama proses pemindangan dapat diolah lebih lanjut menjadi produk lain, seperti petis dan kecap.

Mengingat pentingnya peranan ikan pindang dalam mengembangkan industri perikanan, khususnya dalam usaha meningkatkan pendapatan nelayan dan petani ikan, serta meningkatkan konsumsi ikan di kalangan masyarakat, maka proses pengolahan ikan dengan cara pemindangan perlu disebarluaskan.

Kerja lapangan ini di laksanakan di UD. Puspita Sari yang terletak di Pati, Jawa Tengah. Perusahaan ini merupakan sebuah industri rumah tangga yang bergerak di bidang pengolahan pindang. Kerja lapangan di UD. Puspita Sari akan dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dengan mempraktekkan secara langsung di lapangan mengenai teori pemindangan khususnya penanganan bahan baku pengolahan produk perikanan yang telah diperoleh selama perkuliahan.

4. Contoh Latar Belakang Lomba Program Kewirausahaan

Contoh Latar belakang pengalengan produk perikanan

Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2009 jumlah orang di bawah garis kemiskinan sebesar 32,53 juta (14,15 persen). Setengah dari total rumah tangga mengkonsumsi makanan kurang dari kebutuhan sehari-hari, lima juta balita berstatus kekurangan gizi, dan lebih dari 100 juta penduduk beresiko terhadap berbagai masalah kurang gizi.

Rendahnya konsumsi pangan atau tidak seimbangnya gizi makanan yang dikonsumsi mengakibatkan terganggunya pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, lemahnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, serta menurunnya aktivitas dan produktivitas kerja. Kekurangan gizi pada bayi dan balita, akan mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia.

Oleh karena itu pangan dengan jumlah dan mutu yang memadai harus selalu tersedia dan dapat diakses oleh semua orang pada setiap saat. Fakta tersebut menggambarkan betapa eratnya kaitan antara gizi masyarakat dan pembangunan pertanian.

Keterkaitan tersebut secara lebih jelas dirumuskan dalam pengertian ketahanan pangan (food security) yaitu tersedianya pangan dalam jumlah dan mutu yang memadai dan dapat dijangkau oleh semua orang untuk hidup sehat, aktif dan produktif.

Gizi masyarakat Indonesia yang rendah diakibatkan oleh mahalnya pangan dan tidak memenuhi kebutuhan gizi. Alternatif baru agar kebutuhan gizi dapat terpenuhi adalah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung protein dan kabohidrat yang cukup. Dengan mengkonsumsi protein dan kabohidrat kebutuhan gizi masyarakat dapat seimbang dan terpenuhi.

Protein ikan sangat diperlukan oleh manusia karena selain mudah dicerna juga mengandung asam amino dengan pola yang hampir sama dengan pola asam amino yang terdapat dalam tubuh manusia. Daging ikan memiliki beberapa manfaat bagi tubuh manusia, diantaranya yaitu :

  1. sebagai sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.
  2. kaya akan asam lemak tak jenuh jamak atau polyunsaturated fatty acids (PUFA) yang berkhasiat bagi kesehatan.
  3. asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) menyediakan perlindungan terhadap berbagai keadaan, yaitu meliputi peredaran darah, emosional, kekebalan dan sistem syaraf. Peradangan seperti rematik, radang sendi, asma, sklerosis ganda, kanker payudara, skizofenia, depresi dan sejumlah penyakit ringan memberikan respon terhadap penggunaan minyak ikan.
  4. Omega-3 juga dapat mencegah pengerasanarteri, menurunkan kadar trigliserida, dan juga mengurangi kekentalan yangmenyebabkan penggumpalan platelet dalam darah (Moneysmith, 2003).
  5. menjadi sumber energi untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
  6. meningkatkan sistem imun tubuh terhadap serangan penyakit dan memperlancar proses fisiologis di dalam tubuh.

Mie atau pasta merupakan makanan olahan yang dibuat dari campuran tepung terigu, air, telur, dan garam. Keistimewaan pasta antara lain yaitu kaya akan karbohidrat kompleks terutama pati, tinggi kandungan protein, berlemak rendah, dan yang terpenting tidak menyebabkan gemuk. Di samping itu, mudah disajikan dan tersedia dalam ratusan bentuk dan ukuran, serta dapat digunakan dalam ratusan jenis masakan.

Beberapa keuntungan penggunaan kaleng sebagai wadah bahan pangan antara lain :

  1. kaleng dapat menjaga bahan pangan yang ada di dalamnya sehingga akan tetap terjaga terhadap kontaminasi oleh mikroba, serangga atau bahan asing lain yang mungkin dapat menyebabkan kebusukan atau perubahan cita rasa.
  2. kaleng-kaleng dapat juga menjaga ikan dari perubahan kadar air.
  3. kaleng dapat menjaga bahan pangan terhadap penyerapan oksigen, gas-gas lain, bau-bauan, dan partikel-partikel radioaktif yang terdapat di atmosfer.
  4. untuk bahan pangan berwarna yang peka terhadap reaksi fotokimia, kaleng dapat menjaga terhadap cahaya.

Dengan sentuhan teknologi pengalengan yang sederhana dengan kombinasi pasta, diharapkan belut dapat menjadi sebuah produk makanan yang relatif lebih tahan lama masa simpannya, bahan baku murah dan mudah cara pembuatannya.

Sehingga diharapkan pengalengan dengan kombinasi pasta ini dapat menganekaragamkan cita rasa dan selera untuk menjaring kalangan konsumen yang lebih luas dan meningkatkan nilai jual belut. Selain itu, juga dapat menciptakan kerjasama yang berkelanjutan bagi pembudidaya belut sehingga akan menambah pendapatan dan kesejahteraan keluarga.

Maka Teknologi pengalengan, selain meningkatkan nilai tambah komoditas belut juga memberikan pilihan produk untuk dikonsumsi oleh masyarakat, sehingga kontribusi perikanan di dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat melalui produk pangan hewani dapat tercapai.

5. Contoh Latar Belakang Usulan Penelitian

Contoh latar belakang penelitian tentang kakao

Potensi tanaman kakao yang melimpah menjadikan kakao sebagai komoditas ekspor unggulan Indonesia. Indonesia menjadi produsen kakao ketiga (577.000 ton) di dunia setelah negara Pantai Gading (1.421.000 ton), Ghana (747.000 ton) dan tertinggi di Asia (Anonim, 2014).

Luas lahan tanaman kakao Indonesia kurang lebih 1.722.314 Ha yang terdiri dari perkebunan rakyat 1.680.092 Ha, perkebunan negara 15.294 Ha, dan perkebunan swasta 26.928 Ha (Anonim, 2016). Sumatera Barat belum termasuk ke dalam daftar daerah penghasil kakao tertinggi di Indonesia, namun potensi tanaman kakao terhitung sangat melimpah dan makin berkembang. Salah satu daerah yang sedang mengembangkan tanaman kakao di Sumatera Barat yaitu Kabupaten Lima Puluh Kota.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Disbun Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki luas lahan perkebunan kakao 1.816 Ha dengan Tanaman Menghasilkan (TM) yaitu 579 Ha dengan produksi 584 Kg/Ha/tahun. Berdasarkan data tersebut baru sepertiga dari luas perkebunan kakao yang termanfaatkan dan membuahkan hasil.

Peluang pengembangan industri pengolahan kakao masih terbuka lebar dengan adanya program jangka panjang pemerintah (2010-2025) yaitu pada tahun 2025 nanti telah terbangunnya sentra produksi baru di luar Sulawesi yaitu antara lain di Sumatera Barat dan Lampung (Anonim, 2009).

Peningkatan sentra olahan produksi kakao juga akan meningkatkan potensi limbah kakao. Vriesman et al. (2011) mengatakan bahwa 90% dari berat buah kakao segar merupakan limbah. Rata-rata hanya 10% dari buah kakao segar yang merupakan biji yang diolah sebagai coklat.

Limbah kulit kakao apabila tertinggal di area perkebunan dapat menjadi sumber kontaminasi mikrobia yang dapat menjadi hama penyakit bagi tanaman kakao (Yin Chan et al., 2013). Hal ini menunjukkan perlu adanya penanganan yang serius terhadap limbah kulit buah kakao karena 80% dari buah kakao segar terdiri dari kulit buah.

Kulit Buah Kakao (KBK) merupakan material sisa setelah biji kakao yang melekat di pulp dikeluarkan. Selama ini kulit buah kakao hanya dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak (Dias et al., 2014). Komposisi kimia yang terkandung pada kulit buah kakao (dry basis) terdiri dari polisakarida 52% (pektin 6%, hemiselulosa 11%, dan selulosa 35%), lignin 14%, serat kasar 16%, protein 7%, lipid 1%, dan mineral 4%.

Berdasarkan komposisi kimia tersebut limbah kulit buah kakao berpotensi untuk dijadikan sumber bahan baku energi terbarukan berupa bioetanol karena memiliki kadar selulosa yang tinggi. Selulosa merupakan polisakarida melimpah di bumi yang dapat diubah menjadi glukosa dengan cara hidrolisis. Bioetanol berpotensi dimanfaatkan sebagai energi alternatif bagi kehidupan masyarakat seperti energi alternatif untuk campuran biosolar.

Bioetanol merupakan cairan hasil proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat (pati) menggunakan bantuan mikroorganisme. Produksi etanol dapat dilakukan secara kimiawi maupun secara biologis. Produksi etanol secara kimiawi menggunakan bahan-bahan kimia yang harganya relatif mahal dan dampaknya dapat mencemari lingkungan, sehingga lebih efektif secara biologis karena substrat yang digunakan murah, suhu produksi, biaya yang dikeluarkan juga rendah dan konsumsi energi relatif rendah.

Menurut Maas (2008), produksi etanol secara biologis dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu perlakuan pendahuluan, hidrolisis enzmatis, dan fermentasi. Metode perlakuan pendahuluan secara kimiawi yang umum, paling efektif, dan relatif mudah dilakukan menggunakan kalsium hidroksida (Ca(OH)2 secara signifikan dapat melarutkan dan membuka struktur lignin serta tidak membentuk senyawa inhibitor bagi aktivitas mikroorganisme.

Material lignoselulosa merupakan polimer karbohidrat yang sulit diakses karena struktur yang komplek, kristalinitas selulosa dan adanya komponen lignin yang cukup tinggi, sehingga penggunaan Ca(OH)2 bertujuan untuk menghilangkan atau memodifikasi hemiselulosa dan lignin sehingga material selulosa lebih accessible untuk proses hidrolisis enzimatis.

Tahap selanjutnya adalah proses hidrolisis. Proses hidrolisis berfungsi untuk mengubah material lignoselulosa menjadi gula sederhana (glukosa). Hidrolisis dapat dilakukan secara kimiawi menggunakan asam dan secara mikrobiologis menggunakan mikrobia untuk menghasilkan enzim. Proses hidrolisis secara mikrobiologis lebih dipilih karena lebih ekonomis dan tidak banyak mengakibatkan masalah lingkungan (Maurya et al., 2012).

Selain itu hasil hidrolisis pada metode mikrobiologis memiliki kelebihan dibanding secara kimiawi yaitu tidak bersifat korosif, tingkat hidrolisis selulosa dapat mendekati 100% dan tidak dihasilkan inhibitor. Glukosa yang diperoleh selanjutnya diolah dengan proses fermentasi atau peragian dengan menambahkan yeast atau ragi sehingga diperoleh bioetanol.

Salah satu yeast yang dapat digunakan untuk fermentasi glukosa adalah Saccharomyces cerevisiae. Jenis yeast ini lebih banyak digunakan untuk memproduksi alkohol secara komersial dibandingkan dengan bakteri dan jamur. S. cerevisiae yang bersifat stabil, tidak berbahaya atau menimbulkan racun, mudah didapat dan mudah dalam pemeliharaan (Retno dan Wasir, 2011).

Jadi dalam penelitian ini, konversi Kulit Buah Kakao (KBK) menjadi etanol dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahapan perlakuan pendahuluan (pre-treatment) dengan Ca(OH)2, tahapan hidrolisis enzimatis menggunakan Trichoderma viride, dan tahapan fermentasi oleh Saccharomyces cereviseae.


Tambahan Sebelum Penutup


Ada hal penting yang perlu diperhatikan penulis dalam menyusun latar belakangnya. Selain, karya tulisnya bersifat penting, ia juga bersifat ilmiah.

Berikut ini adalah beberapa catatan yang cukup penting dalam penyempurnaan latar belakangnya :

1. Memperhatikan EYD

EYD atau ejaan yang disempurnakan ini meliputi tanda baca, pilihan diksi, kata yang tepat, dan lain sebagainya –yang diatur dalam kaidah perbendaharaan bahasa indonesia.

2. Fokus

Usahakan penulis menjaga ritme atau koridor bahasannya sehingga tidak melebar ke tema atau topik lain.

3. Padat dan jelas

Hindari menggunakan kata-kata atau kalimat yang bias, ambigu atau bermakna banyak, termasuk juga hindari bertele-tele dalam menjelaskan argumen atau fakta-fakta tertentu.

Cukup sekian dulu artikel tentang contoh latar belakang. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa.

Originally posted 2021-01-16 13:00:06.

Leave a Reply

Your email address will not be published.