Contoh Metode Ilmiah Lengkap (Pengertian dan Tahapannya)

Contoh Metode Ilmiah – Sudah Pernah Melihat Contoh Metode Ilmiah? Berbicara mengenai metode ilmiah, banyak yang beranggapan bahwa itu adalah sesuatu hal yang sulit dan rumit.

Wajar saja sih, dari kata ilmiah saja kita bisa membayangkan sifat-sifat yang melekat di dalamnya.

Ilmiah berarti harus logis, berdasarkan fakta yang ada, dan lain sebagainya. Tetapi meskipun sulit bukan berarti tidak bisa sama sekali. Metode ilmiah tidak bisa dihindari tetapi harus dipelajari.

Jadi pada artikel kali ini tidak ada salahnya jika penulis mencoba menguraikan sedikit demi sedikit pengetahuan tentang metode ilmiah.

Adapun beberapa hal yang akan di bahas adalah pengertian metode ilmiah, tahapan metode ilmiah, serta contoh metode ilmiah itu sendiri.

Mari tidak usah berpanjang lebar lagi simak ulasannya di bawah ini.


Pengertian Metode Ilmiah


Jadi pengertian rumit dari metode ilmiah adalah suatu set metodologi serta teknik keilmuan yang berusaha mencari juga merevisi pengetahuan baru dengan sistem investigasi fenomena yang ketat.

Membaca penjelasan di atas memang terlihat agak sulit dipahami memang.

Tapi secara sederhananya metode ilmiah dapat diartikan sebagai serangkaian cara atau langkah-langkah yang membantu untuk menyelidiki pertanyaan.

Hal penting dari penggunaan metode ilmiah ini adalah memastikan bahwa eksperimen atau percobaan dapat ditiru oleh siapapun.

Selain itu proses eksekusi atau pelaksanaan percobaan menggunakan metode ilmiah juga dipastikan bahwa data dicatat dan bisa dibagikan kepada yang lain.

Hal ini agar bias ilmuwan yang melakukan percobaan sedikit diminimalisir.


Tujuan Metode Ilmiah


Lalu apa sih memang tujuan metode ilmiah? Apakah setiap ilmu pengetahuan diperoleh dengan metode ilmiah?

Oke jadi secara singkat metode ilmiah bertujuan agar cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut bisa sistematis sehingga dapat menguji ide atau gagasan juga hasil dalam penyelidikan ilmiah dalam pelaporan.

Tanpa adanya metode ilmiah menemukan ilmu pengetahuan baru adalah hal sulit diterima.

Jadi metode ilmiah bisa dibilang sebagai penuntun untuk mencari dan menghasilkan penemuan yang valid dan dapat dipercaya.


Tahapan Metode Ilmiah


Kalau kamu masih bingung bagaimana tahapan-tahapan metode ilmiah? Apakah sulit dan belibet? Dari pada menduga sangka, yuk langsung saja lihat penjelasan berikut ini:

1. Pengamatan

Selayaknya jika kita ingin mengetahui tentang sesuatu, maka hal yang pertama akan kita lakukan adalah mengamati objek tersebut dengan seksama.

Begitu juga dalam metode ilmiah, proses metode ilmiah diawali dengan adanya proses pengamatan tentang alam.

Setelah kita mengamati banyak hal tersebut tentu biasanya da sesuatu yang berbeda dari biasanya, hal ini disebut dengan fenomena.

Mari kita ambil contoh pengamatan dalam metode ilmiah agar lebih mudah dipahami.

Seseorang sudah mengamati dan mempelajari bahwa suhu rata-rata globab telah meningkat sejak pencatatan yang dimulai pada tahun 1880.

Kita mengetahui bahwa karbondioksida adalah gas rumah kaca. Dan gas rumah kaca dapat memerangkap panas di atmosfer.

Nah sikap keingin tahuan tersebut nantinya kan berkembang pada pengamatan dan metode ilmiah yang lebih dalam lagi.

2. Merumuskan Masalah

Setelah mengamati banyak hal tersebut tentu dari situ kita menemukan beberapa masalah. Dan inilah tahapan kedua dari metode ilmiah yaitu merusmuskan masalah.

Bagaimana caranya? Kemudian dari fenomena yang dihasilkan dari pengamatan tersebut kita buat dalam bentuk pertanyaan.

Setelah itu barulah ajukan pertanyaan-pertanyaan ilmiah yang bisa diuji. Ingat yah harus dicatat bahwa pertanyaan yang diajukan pastikan bisa diuji.

Baiklah mari kita ambil contoh bagaimana pertanyaan ilmiah tersebut dari kasus yang ada pada tahap pengamatan:

“Apakah jumlah karbondioksida di atmosfer bumi telah berubah?”

“Bagaimana karbondioksida pada atmosfer berubah selama 50 tahun terakhir?”

“Berapa banyak CO2 di atmosfer telah meningkat antara tahun 1958 sampai 20111 dalam bagian perjuta?”

Nah kurang lebih itulah beberapa pertanyaan ilmiah yang bisa diajukan dari kasus pemanasan global di atas. Mari kita lanjut pada tahap selanjutnya

3. Hipotesis

Oke jadi hipotetis itu apa? hipotesis bisa diartikan dengan dugaan sementara. Dugaan sementara ini tetapi bukan hasil dari asal menduga loh ya.

Hipotesis atau jawaban sementara ini dapat disusun dari data-data yang ada, juga dari penelitian-penelitian sebelumnya.

Karena biasanya pertanyaan yang diajukan juga masih berkaitan dengan penelitian sebelumnya, meskipun dalam beberapa hal berbeda.

Tapi dari penelitian sebelumnya tersebutlah kita dapat berpijak dalam menyusun hipotesis.

4. Eksperimen

Nah kalau kita sudah membuat dugaan sementara atau hipotesis. Langkah selanjutnya dalah saatnya membuktikan apakah hipotesis yang kita ajukan itu memang benar.

Bagaimana bukti-bukti yang ada di lapangan itu akan segera menghakimi apakah hipotesis benar.

5. Analisis Data

Ternyata kita tidak bisa berhenti pada eksperimen saja. Masih ada tahap selanjutnya yaitu analisis data.

Analisis data ini akan menyajikan data dalam bentuk yang mudah dipahami seperti tabel, data statistik, dan lain-lain.

Dalam pengelompokannya data dapat dibedakan berdasarkan sumber, penampilan, dan skalanya.

Berdasarkan sumber terdapat data primer (data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti) dan data sekunder (data yang dikutip dari sumber dokumentasi).

Selanjutnya penjelasan lengkap tentang macam-macam data akan dibahas pada sub bab berikutnya.

6. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan tahap terakhir dari proses panjang metode ilmiah. Tahap ini diperoleh jika kita dapat mengiterpretasikan data-data yang sudah diperoleh.

Nah dalam tahap ini sangat penting nih kejujuran seorang peneliti karena boleh jadi hasil dari kesimpulan kita berbeda dengan hipotesis yang sudah kita buat sebelumnya.


Kegunaan Ilmu Statistika Sebagai Metode Ilmiah


Agar tidak menimbulkan kesalahan penafsiran bagi para pengguna statistika terlebih dahulu akan dijelaskan perbedaan arti statistik dan statistika.

Statistik digunakan untuk menyatakan kumpulan data, bilangan maupun nonbilangan (fakta) yang disusun dalam tabel atau diagram yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan (Supangat, 2007).

Statistika adalah ilmu atau seni yang berkaitan dengan tata cara (metode) pengumpulan data, analisis data dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan (Tuban, 1972).

Di dalam kehidupan aktivitas sehari hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat kita deskripsikan dalam sebuah bentuk data.

Informasi data yang diperoleh tentunya harus diolah terlebih dahulu menjadi sebuah data yang mudah dibaca dan di analisa.

Akan tetapi bagaimana penyajian data yang kita dapat tentunya berbeda beda, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penyaji data.

Pada dasarnya aplikasi ilmu statistik dibagi dalam dua bagian, yaitu statistik deskriptif dan statistik induktif.

Perbedaan Statistik Deskriptif dan Statistik Induktif

Statistik deskriptif berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data, seperti berapa rata-ratanya, seberapa jauh data-data yang bervariasi dan sebagainya.

Merupakan suatu metode atau cara-cara yang digunakan untuk meringkas dan mendata dalam bentuk tabel, grafik atau ringkasan numerik data.

Statistik deskriptif merupakan ilmu statistika yang menggunakan data suatu kelompok untuk menjelaskan atau menarik kesimpulan mengenai kelompok itu saja.

Contoh statistik deskriptif adalah pembuatan distribusi frekuensi diagram, ukuran pemusatan, rata-rata, standar deviasi dan penyebaran.

Statistik induktif (inferensial) adalah metode yang digunakan untuk mengetahui populasi berdasarkan sampel dengan menganalisis dan menginterprestasikan data menjadi sebuah kesimpulan.

Contoh teori probabilitas, pengujian statistik, regresi, dan korelasi dan lain-lain.

Mencermati fenomena empiris tidak dapat dipungkiri para pengambil keputusan baik pada instansi pemerintah maupun swasta dan interaksi kehidupan bermasyarakat telah banyak menggunakan kaidah-kaidah statistika.

Seperti menghitung rata-rata penghasilan sebuah keluarga setiap bulan, mengukur tingkat produktivitas usaha, melihat hubungan antara aktivitas yang dikerjakan dengan prestasi yang diraih, dan sebagainya.

Untuk menganalisis secara deskriptif kualitas dari setiap variabel penelitian, maka digunakan teknik statistik deskriptif, yakni Distribusi Frekuensi.

Distribusi Frekuensi merupakan suatu tabel yang menunjukkan frekuensi kemunculan data atau frekuensi relatifnya yang berguna untuk meringkas data numerik maupun kategori.

Pengelompokan Data

Data adalah bentuk jamak dari datum artinya kumpulan angka, fakta, fenomena atau keadaan lainnya, merupakan hasil pengamatan, pengukuran atau pencacahan dan sebagainya terhadap obyek.

Yang berfungsi dapat membedakan obyek yang satu dengan lainnya pada variabel yang sama.

Statistika berhubungan dengan pengolahan data atau yang menjadi input dalam proses statistika adalah data. Dari sudut pandang statistika data dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:

1. Data kualitatif, adalah data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka (sifat).

2. Data kuantitatif , adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka yang diasumsikan sebagai informasi dalam bentuk pernyataan “bilangan” yang didasarkan pada hasil perhitungan.

Sedangkan pengelompokan data menurut cara perolehan menurut statistika terdiri atas:

1. Data primer, adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti baik secara individu maupun kelompok/organisasi.

2. Data sekunder, adalah data yang diperoleh secara tidak langsung untuk mendapatkan informasi/ keterangan dari obyek yang diteliti.

3. Data tersier, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek yang diteliti biasanya data tersebut diperoleh dari pihak ketiga baik dari individu maupun kelompok yang sengaja mengungkapkan fakta dari pihak kedua.

Skala Pengukuran Data

Pengukuran merupakan suatu proses dimana suatu angka atau simbol diletakkan pada suatu karakteristik atau stimulti sesuai dengan aturan atau prosedur yang telah ditetapkan.

Skala pengukuran data dapat dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu:

1. Skala Nominal

Aadalah angka yang diberikan kepada obyek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apa-apa atau merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategorik dari kelompok suatu obyek.

Contoh: jenis kelamin yaitu laki-laki diberi tanda 1 dan perempuan diberi tanda 2.

2. Skala Ordinal

Adalah data yang diperoleh dengan cara kategori atau klasifikasi.

Namun diantara data tersebut memiliki hubungan atau angka yang diberikan dimana angka-angka tersebut mengandung pengertian tingkatan.

Contoh: kualitas produksi yaitu: sangat tinggi dikategorikan 5; tinggi dikategorikan 4; sedang dikategorikan 3; rendah dikategorikan 2; dan tidak berkualitas dikategorikan 1.

3. Skala Interval

Adalah suatu skala pemberian angka pada obyek yang mempunyai sifat ukuran ordinal dan mempunyai jarak atau interval yang sama.

Contoh: temperatur suhu ruangan yang dengan celcius pada 00C sampai 100C.

4. Skala Rasio

Adalah skala interval yang memiliki nilai dasar (based value) yang tidak dapat dirubah atau skala yang memiliki nilai nol dan rasio dua nilai yang memiliki arti.

Skala rasio merupakan skala dengan hirarki paling tinggi dibanding skala-skala lainnya yang merupakan angka atau bilangan dari hasil perbandingan.

Contoh: tingkat produktivitas merupakan perbandingan antara input dan ouput.

Pentingnya Statistik Deskriptif

Kaitannya dengan metode ilmiah, beberapa fungsi statistika adalah sebagai berikut:

  • Menggambarkan data dalam bentuk tertentu sehingga jelas
  • Membantu peneliti membaca data yang terkumpul sehingga dapat mengambil kesimpulan yang tepat
  • Menyederhanakan data yang kompleks menjadi data yang mudah dimengerti
  • Membantu peneliti melihat ada tidaknya perbedaan antara kelompok lainnya atas objek yang diteliti
  • Sebagai teknik untuk membuat perbandingan
  • Membantu peneliti melihat ada tidaknya hubungan antar variabel yang diteliti
  • Dapat memperluas pengalaman
  • Membantu peneliti memprediksi waktu yang akan datang
  • Dapat mengukur besaran dari suatu gejala (sosial-ekonomi), dan dapat menentukan hubungan sebab akibat (untuk prediksi)
  • Membantu peneliti dalam menggunakan sampel sehingga dapat bekerja efisien dengan hasil yang sesuai dengan objek yang diteliti
  • Membantu peneliti melakukan interpretasi data yang terkumpul

Statistik deskriptif akan membawa pada pemahaman tentang karakteristik data yang dimiliki. Statistik deskriptif ini harus selalu mendahului statistik inferensi/analitik.

Karena pentingnya statistik deskriptif ini, para ahli selalu mengatakan: know your data, what kind of data you have!

Statistik inferensi akan membawa pada pengambilan kesimpulan terhadap hipotesis. Statistik deskriptif berusaha menggambarkan berbagai karakteristik data.

Berikut ini merupakan catatan utama berkaitan dengan statistik deskriptif :

1. Variabel Kategorikal

Berkaitan dengan gambaran karakteristik satu set data dengan skala pengukuran kategorikal, pengenalan istilah jumlah atau frekuensi tiap kategori (n), dan persentase tiap kategori (%), yang umumnya disajikan dalam bentuk tabel atau grafik.

2. Variabel Numerik

Berkaitan dengan gambaran karakteristik satu set data dengan skala pengukuran numerik, pengenalan dua parameter yang lazim digunakan yaitu parameter ukuran pemusatan dan parameter ukuran penyebaran.

Mengenal beberapa parameter untuk ukuran pemusatan, yaitu: mean, median, dan modus.

Untuk parameter ukuran penyebaran, dikenal standar deviasi, varians, koefisien varians, interkuartil, range, dan minimum maksimum.

Data variabel dengan skala pengukuran numerik umumnya disajikan dalam bentuk tabel dan grafik (histogram dan plots).


Sains


Kita sudah sering mendengar kata sains begitu juga dengan berita mengenai penelitian atau penemuan ilmiah terbaru di media. Semua berita mengenai sains sering kali menjadi topik hangat dunia internasional yang selalu diminati meski belum tentu kita memahami secara keseluruhan.

Para ilmuwan menemukan mutasi baru virus corona, para ilmuwan menemukan vaksin corona, hingga astronom mengonfirmasi meteor sebesar bulan akan melewati bumi. Itu semua merupakan berita utama yang lazim kita temui di surat kabar.

Namun, banyak dari kita yang mungkin tidak bisa memberikan penjelasan mengenai apa itu sains. Paling-paling hanya menyebut bahwa sains adalah ssesuatu yang ditekuni para ilmuwan. Benar-benar definisi yang amat sangat sederhana.

Kemudian, apa jawaban yang pas untuk menjawab pertanyaan apa itu sains? Tentu kita tidak bisa menjawab pertanyaan itu dengan melihat pada subyek pembahasan sains. Sains menyelidiki berbagai fenomena yang dapat diamati.

Sains itu mengamati fenomena fisik, biologi, hingga fenomena sosial. Para ilmuwan mempelajari segala sesuatu mulai dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat alam semesta dibentuk, fenomena pertumbuhan dan perkembangan manusia, hingga pola migrasi capung.

Melihat dari pembahasannya, sains merupakan studi terhadap segala sesuatu yang sangat dekat. Kita tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan melihat aktivitas-aktivitas para ilmuwan.

Ilmuwan membuat teori tentang suatu fenomena, mengorganisasikan sejumlah proyek riset, membangun peralatan riset, menggali artifak, melakukan jajak pendapat, dan melakukan eksperimen. Semua riset dilakukan mulai dari manusia, proton, hingga hewan dan tumbuhan.

Sebuah penjelasan mengenai pernyataan bahwa sains adalah hal yang lazim dilakukan para ilmuwan juga tidak akan memberikan jawaban mengenai dunia sains. Lantaran semua ilmuwan terlihat melakukan hal yang sama antara satu dengan yang lainnya.


Kaitan antara Metode Ilmiah dengan Sains


Kunci untuk menjawab pertanyaan kita mengenai apakah itu sains, melibatkan metode bagaimana para ilmuwan meneliti alam dan manusia. Aspek apapun yang diamati oleh para ilmuwan akan dicocokkan dengan prinsip metode ilmiah.

Pada dasarnya metode ilmiah merupakan hal yang sederhana, dimana merupakan sebuah proses yang terdiri dari tiga langkah. Beberapa langkah dalam metode ilmiah tersebut, diantaranya pengamatan, penjelasan, dan pengujian.

Semua diawali dengan mengamati fenomena alam. Jika ada sesuatu yang muncul dan tidak bisa dipahami, mereka akan membuat dugaan mengenai hal tersebut. Selaanjutnya para ilmuwan akan mencoba menguji dugaan tersebut.

Pada dasarnya metode ilmiah tidak lebih dari tiga langkah sederhana diatas. Melakukan pengamatan dengan teliti, menyusun penjelasan berdasarkan temuan yang belum dipahami, kemudian menguji penjelasan tersebut.

Meskipun terdengar sederhana, tapi ketiga langkah tersebut pada kenyataannya sering kali lebih sulit dilakukan daripada yang dibayangkan. Penjelasan misalnya, tidak selalu mudah untuk dipaparkan dan diuji.

Demikian juga dengan hasil pengujian yang tidak selalu sejelas apa yang telah diharapkan. Ditambah lagi ketiga hal tersebut tidak sepenuhnya saling terpisah dalam artian saling berkaitan.

Terkadang untuk mendapatkan data pengamatan yang tepat peneliti atau ilmuwan harus menggunakan teknik-teknik eksperimen sulit yang diperlukan untuk pengujian penjelasan atau hipotesis. Semuanya tidak mudah dan perlu kecermatan.

Lebih jauh lagi, inspirasi mengenai bentuk-bentuk penjelasan baru justru bisa didapatkan dari data-data pengamatan yang baru dan bahkan tidak pernah terpikirkan.

Begitu juga dengan pengujian, barangkali akan melibatkan pengamatan terhadap fenomena yang diteliti demi konfirmasi pengamatan.

Melihat sedikit penjelasan diatas kita dapat menyimpulkan apa itu sains dan kaitannnya dengan metode ilmiah. Dari metode ilmiah kita dapat menjelaskan apa arti dari sains itu sendiri.

Lalu, apa itu sains? Sains merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperluas pemahaman kita mengenai ‘mengapasegala sesuatu terjadi.

Untuk mencapai hal tersebut, sains menggunakan metode ilmiah. Dimana di dalamnya terdapat tiga langkah, yakni pengamatan, penjelasan, dan pengujian.


Contoh Metode Ilmiah dalam Praktek


Metode ilmiah dalam praktek ini biasa dilakukan oleh pelajar-pelajar khusunya mempelajari ilmu pengetahuan alam (IPA).

Bagaimana contoh-contohnya yuk langsung simak contoh di bawah ini:

Praktek Fisika

Siapa yang setuju bahwa belajar fisika memang bukan hal sederhana? Padahal fisika berhubungan erat dengan kehidupan kita sehari-hari.

Banyak faktor sih yang kemudian fisika terlihat seperti pelajaran yang sulit. Nah barangkali memang teori yang disertai praktek akan lebih mudah dipahami sehingga sangat penting praktek dalam pelajaran fisika.

Dan yang lebih penting lagi bahwa praktek tersebut harus menggunakan metode ilmiah agar hasil eksperimen yang dilakukan valid. Berikut salah satu contoh metode ilmiah dalam praktek fisika:

Tentukan tujuan (melalui observasi atau mengajukan pertanyaan)

Aku ingin tahu apakah air membeku lebih cepat sendiri atau dengan tambahan gula

Membangun hipotesis

Apakah air membeku lebih cepat atau lebih lambat dengan penambahan gula?

Uji hipotesis dan pengumpulan data

Tempatkan dua wadah dengan jumlah yang sama air, satu dengan tambahan gula, ke dalam freezer. Pada interval 30 menit, buka freezer untuk menentukan status setiap kontainer. Lanjutkan sampai keduanya telah dibekukan. Tuliskan tiap kali kontainer diperiksa dan ketika mereka masing-masing mencapai tingkat sepenuhnya membeku.

Menganalisa data

Tinjau data.

Menyimpulkan

Memutuskan: Apakah air membeku lebih cepat atau lebih lambat dengan penambahan gula?

Mengkomunikasikan hasil-hasil

Melaporkan temuan baik secara lisan atau dalam format tertulis.

Praktek Biologi

Ilmu pengetahuan alam lainnya yang banyak berhubungan dengan kehidupan kita bahkan tubuh kita serta komponen-komponen yang ada di dalamnya adalah biologi.

Sebenarnya belajar biologi memang menarik karena apa yang dipelajarinya lebih dekat dengan diri kita dan sering kita jumpai.

Karena ilmu ini juga bisa bersifat terapan maka sangat dianjurkan praktek dalam pembelajaran biologi sebagai penunjang teori.

Praktek biologi yang benar adalah praktek yang menggunakan metode ilmiah. Seperti apa contohnya? Berikut adalah salah satu contoh tersebut:

Tentukan tujuan (melalui observasi atau mengajukan pertanyaan)

Aku ingin tahu apakah tanaman kacang akan tumbuh lebih cepat di luar atau di dalam.

Membuat hipotesis

Yang akan tumbuh lebih cepat dalam jangka waktu 3 minggu – tanaman kacang ditempatkan di luar atau tanaman kacang yang ditempatkan di dalam?

Menguji hipotesis dan pengumpulan data

Tanaman 4 tanaman kacang dalam ukuran pot yang sama dengan jenis tanah yang sama. Tempatkan dua di lokasi luar rumah dan dua di lokasi dalam ruangan.

Setiap hari, selama 3 minggu, amati dan ukur pertumbuhan tanaman. Pastikan bahwa tanaman menerima jumlah yang sama air.

Menganalisa data

Tinjau data dan menentukan bagaimana tanaman di kedua lingkungan berkembang dalam dua minggu.

Menyimpulkan

Berdasarkan data, tentukan apakah ada jawaban konklusif untuk pertanyaan apakah tanaman kacang ditempatkan di luar atau di dalam akan tumbuh lebih cepat.

Mengkomunikasikan hasil-hasil

Secara lisan atau tertulis bentuk berbagi hasil percobaan.

Ringkasan

Para ilmuwan menggunakan metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan tentang alam.

Pertama, para ilmuwan mengajukan pertanyaan yang ingin mereka ajukan untuk dijawab. Latar belakang penelitian sangat penting untuk lebih memahami pertanyaan itu dan bisa menggerakkan ke langkah berikutnya.

 

Contoh Metode Ilmiah Biologi tentang Tumbuhan

Pertama-. Masalah:

-Pengaruh manusia sebagai faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan

Dua-. Rumusan Masalah:

-Apakah manusia berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan? Bagaimana keadaan tumbuhan yang dirawat secara baik oleh manusia, dan keadaan tumbuhan yang tidak dirawat?

Tiga-. Observasi:

-Mengamati tumbuhan yang selalu dipelihara, dirawat, diberi air dan diberi pupuk oleh manusia,tumbuhan tersebut tumbuh dengan subur.

IV. Hipotesis
-Mungkin tumbuhan akan tumbuh subur oleh manusia.

V. Eksperimen:

1. Tujuan:

Untuk mengetahui pengaruh manusia faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan

2. Alat dan bahan untuk melakukan eksperimen tersebut adalah:

– 2 pot ukuran sama
– 2 tanaman sejenis dan seukuran
– Tanah
– Pupuk
– Air
– Alat tulis

3.- Cara Kerja

1- Isi pot 1 dengan tanah,tanaman,dan pupuk lalu disiram,..
2- Isi pot 2 dg tanah, tanaman tanpa diberi pupuk lalu diberi air,..
3- Rawat tanaman dalam pot 1 secara baik,sementara tanaman dalam pot 2 dibiarkan ataw tidak dirawat,
4- Amati tanaman dalam pot 1 dan pot 2 (daun,batang,dahan) lalu bandingkan ke 2 tanaman tersebut…

VI. Kesimpulan:

Setelah melakukan eksperimen kemudian dengan mengamati tanaman tersebut selama beberapa hari hasil yang saya dapat adalah:

Tanaman pada pot 1 tumbuh dengan baik dengan daun, batang dan dahan tumbuh sempurna,Tanaman pada pot 2 tumbuh sebaliknya, tumbuh dengan tidak baik dengan daun, batang dan dahan tidak tumbuh dengan sempurna,bahkan terlihat layu.

Jadi, manusia sebagai faktor luar sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan, baik tidak nya tumbuhan tersebut tumbuh.


Sekian penjelasan terkait pengertian metode ilmiah, tujuan, langkah metode ilmiah, serta contoh metode ilmiah. Semoga penjelasan di atas dapat membantu pembaca dalam kebingungannya memikirkan metode ilmiah.

Terlebih terdapat contoh metode ilmiah yang diharapkan dapat mempermudah pembaca jika ingin membuat semua contoh metode ilmiah. Baik pelajar sekolah menengah pertama, SMA, maupun perguruan tinggi.

Kami yakin masih banyak kekurangan yang dihadirkan dalam tulisan ini sehingga wajib bagi kami untuk senantiasa belajar. Selamat belajar. Selamat melawan kebodohan dengan gembira!

Originally posted 2021-01-16 14:45:14.

1 comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.