Pernahkah Anda mendengar istilah dan contoh gurindam? Kalau Anda masih ingat dengan pelajaran bahasa Indonesia saat Sekolah Dasar, pasti Anda tahu apa itu gurindam.
Tapi jika tidak ingat, atau bahkan belum tahu apa itu gurindam, maka pada artikel ini akan dibahas dengan sangat lengkap mengenai pengertian, ciri-ciri, macam-macam dan contoh dari gurindam.
Makin berkembangnya zaman banyak dari generasi muda yang mulai melupakan tentang beragam sastra di negeri sendiri.
Untuk mengantisipasi hal tersebut pemerintah melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menerbitkan UU khusus pada tahun 2009.
Salah satu pasal menyatakan pemerintah wajib mengembangkan, membina, serta melindungi bahasa dan sastra Indonesia.
Undang-undang tersebut juga ditujukan bagi seluruh bangsa Indonesia untuk tidak melupakan sastra yang menjadi identitas bangsa, salah satunya gurindam yang merupakan golongan sastra lama.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) gurindam diartikan sebagai sajak dua baris yang berisi petuah atau nasihat.
Namun untuk lebih jelasnya, mari disimak uraian di bawah ini:
Memahami Pengertian Gurindam
Salah satu bentuk upaya melestarikan warisan sastra adalah dengan memposisikan gurindam sebagai salah satu materi di pendidikan Sekolah Dasar.
Menurut Mulder dalam Aminuddin (1987), karya sastra lama sangat kental dan tak dapat dipisahkan dari nuansa ajaran-ajaran edukatif yang bernilai positif.
Istilah gurindam sendiri berasal dari bahasa Sansekerta ‘karindam’ yang artinya perumpamaan. Gurindam dikelompokkan ke dalam salah satu jenis puisi Melayu.
Gurindam merupakan salah satu jenis dari puisi lama yang terdiri atas dua bait. Dalam setiap bait tersebut terdiri atas dua baris dengan rima yang sama dan merupakan satu kesatuan utuh.
Baris pertama dalam gurindam adalah baris yang berisi syarat, masalah, persoalan atau perjanjian. Sedangkan baris kedua pada gurindam merupakan jawaban ataupun akibat dari masalah yang terjadi di baris yang pertama.
Awalnya, gurindam dibawa oleh seorang Hindu dan terpengaruh oleh sastra Hindu. Kata gurindam berasal dari bahasa Tamil (India), yakni ‘kirindam;’ yang mempunyai arti perumpamaan
Gurindam sejenis dengan pantun, namun bedanya adalah gurindam mempunyai dua larik dalam satu bait, sedangkan pantun mempunyai 4 baris pada setiap bait.
Kalimat antar baris (larik) pada gurindam saling berkaitan, dan gurindam ini merupakan kalimat majemuk yang mempunyai hubungan sebab akibat.
Secara sederhana gurindam diartikan sebagai sebuah puisi yang memberikan gambaran pikiran dan perasaan yang berhubungan dengan realitas kehidupan.
Za’ba (1962) juga mengemukakan pendapat yang sama, gurindam adalah puisi lama yang bentuknya tidak terikat.
Sementara Harun Mat Piah (1989) menambahkan gurindam adalah puisi lama yang tidak tentu bentuknya, ada yang terikat dan ada yang tidak terikat.
Menurut Alisjahbana (1985) gurindam termasuk ke dalam genre puisi lama dimana banyak didapati menghiasi kehidupan masyarakat Melayu Indonesia. Gurindam adalah puisi yang terdiri dari dua baris saja dalam satu bait.
Ismail Hamid (1989) menjelaskan bahwa meski gurindam berasal dari bahasa asing, namun dalam tradisi masyarakat Melayu ia berkembang lewat tradisi lisan dengan bentuk tersendiri alias tidak terikat.
Ciri-Ciri Gurindam
Secara umum masyarakat Melayu memahami gurindam sebagai dua baris perkataan yang menjadi pepatah atau peribahasa.
Gurindam mengandung pesan, nasihat, atau peringatan sehingga seringkali juga disebut sebagai kata mutiara.
Kebanyakan ditulis dan ditempel di tempat-tempat khusus agar selalu terbaca dan mudah diingat. Misalnya sebagai hiasan dinding, ditempel di halaman buku ataupun sebagai kata mutiara dalam sebuah kartu ucapan.
Menurut sejarahnya gurindam seringkali diucapkan oleh para tetua desa di acara-acara tertentu pada zaman dahulu kala. Kebanyakan berupa nasihat tentang kehidupan yang perlu diresapi terutama oleh para generasi muda.
Salah satu ciri utama gurindam yaitu terbentuk dalam dua larik. Meskipun berjumlah dua larik namun merupakan satu kesatuan kalimat majemuk.
Agar tidak bingung berikut beberapa ciri gurindam yang perlu Anda pahami:
- Gurindam terdiri dari dua baris atau larik pada setiap baitnya
- Setiap baris gurindam terdiri dari 10 sampai 14 kata
- Antar baris pada gurindam mempunyai hubungan sebab akibat
- Gurindam mempunyai rima atau bersajak a-a, b-b, c-c dan seterusnya
- Gurindam umumnya berisi tentang filosofi hidup, kata-kata mutiara, dan nasihat-nasihat
- Maksud dari isi gurindam terletak pada baris kedua
Perbedaan Gurindam dan Pantun
Banyak yang berpendapat jika gurindam sama dengan pantun. Hal ini dikarenakan keduanya sama-sama bentuk dari sebuah perumpamaan, namun sangat jelas berbeda.
Sebagaimana yang telah kita ketahui di atas, bahwasanya gurindam nyaris sama dengan pantun. Nah, untuk lebih jelasnya silahkan simak perbedaan gurindam dan pantun.
• Pantun memiliki pola sajak a-b-a-b, sementara gurindam memiliki pola saja a-a-a-a
• Pantun terdiri atas 4 baris dalam setiap baitnya, sementara gurindam hanya 2 baris saja dalam setiap baitnya
Sajak gurindam saling berhubungan dengan larik (baris) lainnya membentuk sebuah kalimat majemuk yang tidak dapat dipisahkan antara sebab dan akibat.
Baris pertama gurindam terdapat beberapa masalah, persoalan atau permulaan. Kemudian dilanjutkan dengan baris kedua yang berisi jawaban, solusi atau dampak yang timbul dari baris pertama.
Raja Ali Haji menambahkan bahwa gurindam merupakan perkataan yang bersajak pada rima akhir nya dengan perkataan yang sempurna. Sebuah satu kesatuan kalimat majemuk dengan bentuk dua larik dimana sajak yang kedua merupakan jawaban dari sajak yang pertama.
Macam-Macam Gurindam
Macam-macam gurindam jika dilihat dari barisnya, dibedakan menjadi dua yakni gurindam berkait dan gurindam berangkai. Berikut adalah penjelasan lengkap beserta contohnya.
#Gurindam Berkait
Gurindam berkait adalah salah satu jenis gurindam yang bait pertamanya sangat berhubungan erat dengan bait yang berikutnya, dan seterusnya.
Contoh Gurindam Berkait
Sebelum berbicara pikir dahulu
Agar tak melukai hati temanmu
Kalau berbicara semaumu
Tentulah banyak orang yang membencimu
Barang siapa tidak memiliki agama
Pastilah sesat hidupnya di dunia
Barang siapa yang hidupnya tidak ingin sesat di dunia dan akhirat
Maka cepat-cepatlah bertaubat sebelum terlambat
(sumber: kelasindonesia.com)
#Gurindam Berangkai
Gurindam berangkai adalah salah satu jenis gurindam yang mempunyai kata yang sama pada setiap baris pertama baitnya.
Contoh Gurindam Berangkai
Temukan apa yang dimaksud sahabat
Temukan apa yang dimaksud maksiat
Janganlah menjadi orang yang memelas
Nanti kamu menjadi orang yang malas
(sumber: kelasindonesia.com)
Contoh Gurindam Lainnya
Barang siapa berpegang kepada Al-Qur’an
Pasti jiwa tenang tiada keresahan
Barang siapa menjalin muafakat
Pasti hidup menjadi berkat
Barang siapa menjalin cinta
Jauhkan diri daripada nafsu buana
Barang siapa yang kaya raya
Ingatlah kepada yang susah sengsara
(sumber: smansax1-edu.com)
Demikian penjelasan lengkap mengenai pengertian gurindam, ciri-ciri gurindam, macam-macam gurindam dan contoh gurindam.
Semoga bermanfaat bagi Anda dan ke depannya bisa membedakan mana yang pantun dan mana yang gurindam.
Terkait pemahaman mengenai sastra Indonesia, kebanyakan kesusastraan di negara kita berasal dari budaya Melayu.
Maka tak mengherankan jika budaya di Indonesia kebanyakan diisi oleh rumpun Melayu terutama yang berada di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
Meski begitu kita tetap merupakan bangsa Indonesia yang memiliki ciri khas ada dan istiadat tersendiri.
Untuk itu meski zaman berkembang, sejarah mengenai kesusastraan lama tidak boleh dilupakan karena merupakan salah satu identitas bangsa kita di mata dunia.
Baca Juga: Contoh Seloka
Originally posted 2021-03-17 05:00:39.
Artikel bagus,