Dikenal sebagai hewan penanda kebersihan lingkungan, capung berkembang biak dengan cara bertelur.
Hanya di lingkungan yang terdapat air bersih saja di mana capung dapat berkembang biak. Oleh karena itu sulit menemukan capung di perkotaan atau kota-kota besar.
Jika di suatu tempat atau daerah terdapat banyak capung, bisa dipastikan kalau tempat atau daerah tersebut belum banyak tercemar.
Capung merupakan serangga purba, hal ini karena capung telah ada sejak 300 juta tahun silam.
Sama halnya dengan serangga pada umumnya, tubuh capung /Libellula depressa terdiri menjadi tiga bagian yaitu kepala dengan mata besar, dada (thorax) dengan 4 sayap panjang yang tak dapat dilipat yang dilengkapi 3 pasang kaki, serta perut(abdomen) dengan 10 segmen.
Sebenarnya terdapat banyak jenis capung dengan berbagai macam ciri khas bentuk dan warnanya yang beragam.
Namun jika dilihat dari bentuk tubuhnya, paling jelas dapat dibedakan menjadi capung jarum (dengan badan kecil seperti jarum) dan capung biasa.
Membahas tentang capung, tentunya tidak lengkap bila kita tidak membicarakan tentang daur hidup capung.
Daur hidup capung sendiri bermula dari telur kemudian menjadi larva, kemudian tumbuh menjadi nimfa dan tahap terakhir adalah menjadi dewasa.
Metamorfosis atau Daur Hidup Capung
Proses pertumbuhan dari telur hingga menjadi dewasa umumnya bisa berlangsung hingga bertahun-tahun lamanya.
Hal ini karena capung menghabiskan sebagian besar hidupnya di dalam air ketika menjadi nimfa, yakni sekitar 2 – 4 tahun.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini daur hidup capung mulai dari telur hingga menjadi dewasa dan siap untuk bereproduksi :
Tahap Pertama – Telur Capung
Tahap pertama ini dapat terjadi ketika capung jantan dan betina melakukan perkawinan. Selanjutnya telur hasil perkawinan akan ditempatkan di air yang bersih.
Sebenarnya tiap capung dapat berbeda ketika meletakkan telur, ada yang di tumbuhan-tumbuhan di air, ada yang di air menggenang atau bahkan ada yang di air agak deras.
Hal ini karena capung termasuk yang sensitif terhadap lingkungan, oleh karena itu jika airnya kotor maka telur tidak akan bisa menetas / bertahan hidup.
Telur-telur capung diselimuti oleh lendir yang licin apabila dipegang. Telur capung akan menetas menjadi larva selepas dua hari sampai satu minggu. Di negara yang beriklim sangat dingin, telur capung memerlukan waktu lebih lama lagi untuk menetas.
Tahap Kedua – Larva Capung
Selepas menetas, larva capung hidup serta berkembang di dasar-dasar perairan. Tempayak/larva capung bernafas dalam air menggunakan insang internal.
Walaupun merupakan makhluk air, di dalam fase ini larva capung masih bisa hidup jika dipindahkan ke darat berjam-jam lamanya.
Selama dalam fase ini, larva capung akan berganti kulit setiap waktu sampai mengalami metamorfosis menjadi nimfa.
Tahap Ketiga – Nimfa Capung
Daur hidup capung sebagian besar dihabiskan dalam bentuk nimfa (dapat sampai 4 tahun lamanya). Nimfa capung ini dengan kemampuan berenangnya yang cepat dan gesit, menjadikannya hewan predator air yang ganas.
Nimfa capung yang memiliki ukuran yang cukup besar bila dibandingkan nimfa serangga lainnya. Bahkan nimfa capung pun bisa memburu atau memangsa berudu serta anak ikan.
Bila mangsa susah ditemukan, nimfa capung tak segan memakan sesamanya. Sama seperti ketika menjadi larva, nimfa capung masih saja sering berganti kulit (sampai 12 kali).
Ketika capung masih menjadi nimfa, seiring berjalannya waktu nimfa tersebut akan semakin membesar dan warnanya semakin gelap.
Tahap Keempat – Capung Dewasa
Tahap terakhir dari daur hidup capung adalah tumbuh menjadi dewasa. Selepas tumbuh sempurna, pada cuaca tepat, nimfa akan keluar dari dalam air untuk mencari bebatuan atau tumbuhan guna menuntaskan metamorfosisnya dan menjadi capung dewasa.
Nimfa akan mengelupaskan kulit lamanya lalu berubah menjadi capung muda. Kulit nimfa yang ditinggalkannya ini disebut exuvia. Metamorfosis capung ini termasuk metamorfosis tak sempurna sebab tidak melewati fase pupa atau kepompong.
Selepas dewasa, capung pada umumnya dapat hidup selama 2 bulan. Bila beruntung, capung dewasa mampu hidup maksimal sampai 4 bulan.
Capung dewasa, walaupun tidak seganas ketika menjadi nimfa, namun masih merupakan predator bagi serangga-serangga yang lebih kecil, nyamuk misalnya.
Namun dalam fase ini, capung dewasa malah lebih sering menjadi mangsa daripada pemangsa. Musuh utama capung di alam liar berupa bunglon, kadal air, bunglon, dan belalang sembah /mantis.
Selain sering menjadi mangsa, tapi capung juga bisa menjadi pemangsa karena tidak jarang memakan lalat atau nyamuk.
Hal ini yang membuatnya kerap disebut sebagai predator alami nyamuk.
Cara Berkembang Biak Capung
Sebagai serangga yang memiliki kepekaan terhadap kebersihan lingkungan, capung berkembang biak dengan cara bertelur.
Dikatakan juga kalau capung merupakan jenis serangga yang setia karena capung jantan akan selalu mendampingi betina kemanapun pergi.
Hal ini terjadi ketika capung telah melakukan perkawinan, betina mengandung telur dan jantan akan selalu menemaninya.
Alasan lainnya adalah ketika telur akan diletakkan ke dalam air, itu adalah saat-saat yang rawan dan bisa berbahaya bagi capung betina.
Disebut berbahaya sebab ketika capung betina sedang berkonsentrasi mengeluarkan telur, maka akan kehilangan kepekaannya dan menjadi incaran predator seperti burung.
Dengan adanya capung jantan di sisinya pada saat meletakkan telur, ketika ada predator yang mengincar, maka capung jantanlah yang bisa menjadi sasaran dan dimakan.
Kemudian telur capung yang sudah diletakkan di dalam air akan menetas lalu menjadi larva sebelum menjadi nimfa seperti yang sudah di bahas pada pembahasan daur hidup.
Setelah menjadi nimfa, selanjutnya akan keluar dari air untuk naik ke batang tanaman supaya bisa bermetamorfosis menjadi capung dewasa sempurna.
Capung yang sudah dewasa dan bisa terbang akan bebas juga mencari makan. Namun tidak jarang juga menjadi mangsa predator.
Seperti yang sudah di bahas, sebagian besar masa hidup capung akan dihabiskan ketika menjadi nimfa di bawah air dan bernafas menggunakan insang.
Nimfa capung sendiri dikatakan cukup ganas karena menjadi karnivora dan memangsa berudu atau anakan ikan yang masih kecil.
Habitat dan Kebiasaan Capung
Setelah membahas capung berkembang biak dengan cara bertelur dan proses metamorfosisnya, selanjutnya bahasan mengenai habitat dan kebiasaan capung.
Capung dapat ditemukan di area hutan, kebun, sungai, danau, sawah, atau bahkan pekarangan rumah, tentunya dengan lingkungan yang belum banyak tercemar.
Selain itu, capung juga bisa ditemukan di daerah tepi pantai sampai dengan ketinggian sekitar 3.000 m dpl (di atas permukaan laut).
Biasanya capung dikenal sebagai penerbang yang kuat dan juga wilayah jelajah yang luas.
Namun, ini berbeda dengan capung jarum yang jarang jelajah jauh dan cenderung lemah terbangnya.
Demikian penjelasan kami mengenai Cara Capung Berkembang Biak. Semoga bermanfaat.
Originally posted 2020-12-06 00:00:53.